Minggu, 01 Februari 2015

Ceracau Hujan pada Bumi

Dear Bumi,

Sejak semalam aku jatuh membasahimu.
Aku juga mengajak serta kabut dan udara dingin untuk menyelimutimu hingga pagi ini.
Iya, hingga pagi ini aku pun masih setia bercengkrama denganmu melalui rintik rintik airku.

Kau tahu, Bumi? Aku sangat menyayangimu lebih dari apapun.
Aku tak ingin bumi kekeringan akibat ditempa panas mentari.
Aku tidak ingin kau dehidrasi karena persediaan cairanmu menipis, menguap tertarik panasnya Sang Mentari.

Kau lihat betapa aku menyayangimu, Bumi?
Dan aku sangat menyayangkan begitu tahu kau diperlakukan tidak adil oleh penghunimu.
Mereka merusakmu, Bumi.
Mereka terus menggali hingga perutmu.
Mereka juga mengotorimu, menebarkan limbah bekas mereka pakai di mana-mana.
Mendirikan bangunan-bangunan liar yang menyebabkan terhambatnya kau meresap curahan air dariku.

Aku sedih, bumi.
Ya, meskipun aku tahu tidak semua makhluk penghunimu perusak.
Ada beberapa dari mereka yang justru berjuang untuk merawatmu, memperbaikimu, menjagamu.
Dan aku berterima kasih pada mereka yang dengan sukarela menjagamu.

Bumi, aku sudahi dulu, ya, ceracauku pagi ini.
Tapi tenang saja, aku masih setia mengunjungimu pagi ini.

















Salam sayang, Hujan.

Nb : Pic from here




2 komentar: