Sabtu, 29 September 2012

Bali Trip, Day 1 Part 1


28 September 2012

Selamat pagi dunia.. Jam di ruangan gue menunjukkan pukul 8:46 WIB, belum ada pasien, jadi gue sempet-sempetin nulis blog deh ya.. Secara sudah ada beberapa manusia yang menagih cerita gue selama di Bali. *terutama yg menyebabkan bebe gue matik*

Here we go!

Semua bermula dari telepon satu minggu sebelum keberangkatan rombongan karyawan RSIA YPK Mandiri kloter 2 yang memberitahukan kalau ternyata gue di ikutsertakan dalam rombongan kloter 2 ini. Mendadak memang, tapi nggak mau nolak rezeki lah ya. 

Bali, I’m Coming!

Ini kedua kalinya gue ke Bali. Sekitar 10 tahun yang lalu, tepatnya saat gue kelas 2 SMA. Gue ke Bali dalam rangka Study Tour. Yang gue inget sih, begitu gue sampai di Jakarta (dalam perjalanan pulang mampir ke Malioboro), ada tragedi Bom Bali 1. Waktu itu, gue dan rombongan naek Bus Travel gitu deh ya. Perjalanan 2 minggu (pergi-pulang).

And the stories begin….

23 September 2012

Part 1 : Menteng - Bandara SoeTTa - Uluwatu - Dream Land

Rombongan Kloter 2 berangkat dari YPK jam 3.50 WIB menggunakan bus menuju Bandara Soekarno-Hatta terminal 3 domestik. Pagi bener jalannya yah? Ya iyalah, soalnya flightnya aja jam 6.20 WIB. Dan sebagian besar peserta kloter 2 ini sudah menginap di RS sejak sabtu malam, (including me yang juga menginap di RS sehabis shift sore di hari Sabtunya).

berfoto di lobby depan sebelum berangkat ke bandara

Sedikit cerita, gue dan beberapa peserta lainnya yang menginap di RS, tepatnya di ruangan gue, mulai kebangun dari tidur (yang nggak bisa dibilang nyenyak) pukul 03.00 WIB. Kesiangan? Iya lah.. Karena jam 3.30 WIB itu sudah harus berkumpul di Lobby depan. I called it “kehebohan di dini hari”. Pada heboh nyari kamar mandi yang kosong, mandi kilat. Honestly, gue nggak mandi loh, cuma sikat gigi dan cuci muka saja. Heheheh.

Lanjut yah,

04.29 WIB, tiba di Bandara SoeTTa, terminal 3 Keberangkatan Domestik. Tiket dan lain-lain sudah diurus oleh ketua rombongan yang kemudian dibagikan ke peserta oleh koordinator kelompok. Peserta yang lainnya mah sibuk foto-foto. Hihi..


05.25 WIB, sehabis chek-in, gue dan rombongan menunggu waktu keberangkatan di Lounge Zona 1, terminal keberangkatan domestik Bandara SoeTTa.


05.44 WIB, panggilan untuk penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan JT 0030 dengan tujuan Denpasar untuk memasuki pesawat.


Honestly, ini pertama kalinya gue naik pesawat terbang. Rada nervous, iya. Excited, iya banget. Ya, segala macam perasaan campur aduk deh ya.

6.20 WIB pesawat lepas landas.

Saat pesawat naik, itu rasanya seperti naik wahana Halilintar di Dufan dengan posisi yang sama, saat halilintarnya menanjak naik. Cuma bedanya, kalo Halilintar itu kan langsung menukik turun, kalo pesawat kan naik ke atas awan dengan ketinggian 35.000 kaki (kalo gue nggak salah denger ya).

Gue duduk di bagian tengah, dekat sayap pesawat (apalah itu namanya), dekat jendela. Yeayyy.. Soalnya gue bisa melihat-lihat pemandangan dari atas pesawat. Awalnya, gue masih bisa lihat-lihat pemandangan di bawah, jalanan, rumah-rumah yang semakin lama semakin kecil. Seperti melihat google map yang versi Satelite deh ya. Hehhe, norak. Iya lah, my First Flight, and I loved it! Apalagi setelah pesawat berada di atas awan. Pemandangan yang gue lihat itu putih semua. Seperti berada di lautan kapas, atau lautan salju beku layaknya di Alaska atau Kutub Utara sana deh. Sebenarnya gue sempet foto-foto pemandangan di atas awan itu, tapi…. *langsung lemes*. Sudah lah jangan bahas ini dulu.

(pinjem fotonya mbak ami :))

Lanjut aja yah..

Setelah 1 jam 30 menit di atas awan (informasi di awal penerbangan dari Pramugarinya, penerbangan menempuh waktu 1 jam 30 menit) akhirnya sampai juga di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. 8.41 WITA. (Ingat, ada perbedaan waktu 1 jam lebih cepat di Bali).

di Bandara Ngurah Rai, Denpasar

Berkumpul, menunggu bus Travelnya datang.Memasukkan barang bawaan ke bagasi bus, masuk bus. Dan akhirnya, #BaliTrip Day 1 di mulai…

Jadwal Bali Trip, Day 1

First destination ke Uluwatu.

10.00 WITA. Perjalanan ke Uluwatu.

Mendaki gunung lewati lembah.

Naik-naik ke puncak gunung.

Sepertinya itu lagu yang cocok di nyanyikan saat perjalanan ke Uluwatu. Yes, jalur menuju Uluwatu memang mendaki dan berkelok-kelok seperti jalur ke Puncak, tapi lebih mirip dengan jalur di Kelok 44, Padang, SumBar. Mendaki, tikungan tajam dan bisa di bilang terjal. Mirip deh pokoknya.

Di Uluwatu ini terdapat beberapa monyet-monyet yang berkeliaran bebas. Guide di rombongan ini, Bli Kresna, sudah memperingatkan kami untuk tidak mengenakan segala macam asesoris, termasuk kacamata, topi atau apapun yang bisa dirampas oleh si Monyet. Oh iya, sebelum memasuki gerbang utama, para pengunjung diberikan kain yang bisa di gunakan sebagai sarung dan juga yang bisa diikatkan di pinggang. umm, sayangnya gue lupa ini pertanda apa :)

foto-foto di Uluwatu

 foto-foto di Uluwatu

Yang dilihat di Uluwatu? Banyak pemandangan indah, terutama laut, pantai, ombak dan bebatuan. Pohon-pohon meranggas, dan juga si Monyet itu sendiri. Monyetnya jinak-jinak kok. Tapi memang, suka mengambil asesoris yang digunakan turis. Contohnya saja, topi salah satu karyawan YPK diambil begitu saja oleh si Monyet. Padahal beliau sedang duduk manis. Untungnya topi yang dirampas si Monyet bisa kembali dengan cara menukarnya dengan makanan kecil untuk si Monyet (dengan bantuan pawangnya tentu saja).

pemandangan dari Uluwatu

pemandangan dari Uluwatu

Ada 1 monyet yang Gendut, hobinya hanya duduk diam dan sepertinya malas bergerak (mungkin karena badannya yang gendut itu yah). Kalau nggak salah namanya si Bencong (ini gue tahu setelah bertanya pada pawang Monyet disitu). Kenapa dinamakan si Bencong? Katanya sih karena dia tidak suka bergaul dengan monyet jantan lainnya. Heheh. Aneh-aneh aja yah..

Si Bencong (Monyet yang pas banget di depan gue, yang paling gendut)

Di Uluwatu itu fakir sinyal banget. Bukan SOS lagi, tapi bener-bener nggak ada sinyal. Setelah makan siang, lanjut next Destination ke Dream Land. Saat itu jam menunjukkan pukul 12.21 WITA. Saat matahari lagi terik-teriknya. Saatnya berpanas-panasan ria.

Dream Beach, Dream Land

Dream Land, dengan pantainya yang di sebut Dream Beach itu merupakan pantai yang bisa dibilang keren, ombaknya yang lumayan besar dan indah. Lebih indah lagi, ya karena banyak bule-bule bertebaran disana. Dari yang one piece sampai two pieces, ada lah ya.

Oh iya, di Dream Beach ini gue sempet foto bareng bule dari Senegal (atau mana lah itu gue lupa) namanya Victor. Baik banget dan ramah pula orangnya. Gue dan beberapa orang temen gue ganti-gantian foto bareng si Bule ganteng ini. (iss noraknya saya).

Foto bareng ibu-ibu YPK 

Selesai sesi foto bersama Victor, gue lanjutin ke arah kiri menuju batu karang. Sudah banyak yang foto-foto disana. Gue juga nggak mau kalah dong. Foto-foto pake Topi Biru yang baru gue beli di pintu masuk Dream Land ini (ketika menuju Dream Beach, dari parkiran, kita melewati kios-kios pedagang baju-baju, topi dan kacamata hitam). Puas foto-foto di atas batu karang, akhirnya gue memutuskan untuk balik lagi ke pantainya, turun melewati batu karang tadi.

Dan…..

Saat turun mau melewati bagian depan batu karang itu, ada ombak kecil baru datang yang mengalir kembali ke tengah laut. Menunggu airnya surut dan siap-siap menyebrang, gue melihat ke tengah laut, memperhatikan ombak yang akan datang dan siap-siap menyebrang. Sepenglihatan gue, ombaknya itu kecil. So, gue memberanikan diri melangkah untuk menyebrang.


Masih menatap keindahan ombak tersebut, entah apa yang membuat gue tetap melangkahkan kaki melewati batu karang itu dan whussssss…. Dengan segera ombak menerjang gue, membuat gue jatuh dan tertarik ke tengah laut. Saat itu, gue merasa seperti di peluk sama ombak, di ajak ke tengah laut sama ombak. Perasaan sesaat, karena setelah itu gue dihempaskan lagi ke arah karang. Tangan gue masih berusaha memegang tas, topi dan sepatu yang memang sejak awal gue pegang itu. Diseret ketengah laut, dihempas ke karang lagi. Saat itu gue beneran pasrah dibawa sang ombak. Karena sejago apapun kita berenang, kalau tiba-tiba dihempas ombak dan kita panik, kebawa arus juga lah kita.

Tapi untungnya, ada seseorang yang berusaha menyelamatkan gue. Entah siapa orang itu, sepertinya turis domestik. Lelaki itu menarik tangan gue, dan melepaskan barang-barang yang sejak tadi masih gue genggam. Dia, dan satu orang lagi (yang sekilas gue lihat adalah salah satu karyawan YPK) berusaha menarik gue ke tepi pantai yang nggak kena ombak. Sempet gue berusaha berdiri, dibantu kedua lelaki itu. Tapi, baru posisi satu kaki berlutut, hendak berdiri, gue terjatuh lagi. Lemes pisan badan gue. Mungkin bagi  orang yang melihat gue saat itu, gue dibilang pingsan. Karena akhirnya gue diseret sama dua lelaki tadi ke pinggir yang lebih tinggi. Honestly, gue nggak pingsan. Tapi sangking lemesnya, sampai nggak bisa bergerak gue.

SHOCK. Mungkin itu kata yang tepat.

Sudah mulai bisa berdiri, dan akhirnya sadar kalau tas, sepatu dan topi gue nggak ada, akhirnya gue teriak minta tolong ambilin tas gue yang udah keseret ombak. Untungnya belum terlalu jauh, jadi tas gue masih bisa di selamatkan. Pun dengan topi yang baru gue beli dan sepatu gue. Hanya kacamata hitam gue yang nggak selamat. Tapi, barang-barang yang ada di dalam tas itu yang nggak selamat. Kamera (yang gue pinjem sama teman gue), bedak tabur gue (yang jadi menggumpal karena basah), dompet gue yang jadi rusak, Novelnya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Calon Arang” yang baru gue baca sebagian basah dan rusak, notes gue, catatan perjalanan gue senasib sama novel gue itu. Yang lebih parah sih ya bebe gue, yang saat itu gue taruh di saku celana, basah dan nggak bisa hidup.

Worst day? Not really, I think. 


Karena gue masih HIDUP, gue selamat dari kecelakaan itu. Bisa saja dengan mudahnya gue terbawa arus ke tengah laut. Yes, karena gue merasa ada yang meluk gue, ombak itu meluk gue dan membawa gue ke tengah laut. Itu yang gue rasain.

I know it’s my fault. Salah gue juga yang nekat lewat bawah karang. Teguran untuk gue. Pelajaran berharga buat gue. And you know? Sepanjang perjalanan dari Dream Land ke GWK (next destination), di dalam bus, gue nggak berhenti mengucap syukur dan memohon ampun. Gue bersyukur karena gue masih dikasih kesempatan untuk selamat dari ombak yang ingin membawa gue ke tengah laut. Gue bersyukur karena hanya gadget dan beberapa benda yang hancur (dan itu semua masih bisa di perbaiki). Gue bersyukur karena tubuh gue masih utuh, walaupun ada beberapa baret luka dan lebam di tubuh gue. Gue masih bersyukur, karena gue masih bisa tertawa dan berfoto setelah kejadian itu. Dan masih banyak hal yang patut gue syukuri dari kejadian itu.

Memohon ampun. Karena (dan memang) pasti ada hal (kesalahan) yang gue perbuat sebelum gue berangkat ke Bali. Mungkin ada keluarga atau beberapa orang yang kurang suka dengan sikap gue saat itu. Mungkin juga Ibu yang nggak merestui keberangkatan gue ke Bali. Dan banyak hal (kesalahan) yang gue perbuat, sehingga Allah negur gue dengan cara “di peluk Ombak” itu. We’ll never know.

Oh iya, karena adegan “di peluk Ombak itu” jadinya gue terpaksa harus beli celana pendek berwarna biru dengan motif bunga-bunga khas Bali itu untuk salin. Sebenarnya sih bukan hanya “di peluk Ombak” yang gue alamin hari itu. Tepatnya sesaat setelah gue ambil baju salin di Bus dan turun tangga keluar Bus. Kaki gue masuk ke lubang yang berada nggak jauh dari Bus, dan voilaaa... Terjatuh lah gue. Terkilir lah kaki kanan gue. Dengan jalan tertatih, gue berusaha bersikap “seolah kaki gue baik-baik saja” berpura-pura “i’m Okay boss” pada setiap mata yang memandang gue heran. Ya gimana nggak heran, penampilan gue yang basah kuyup, pasir di beberapa bagian tubuh gue. Acak kadut deh ya.. 


But, I always trying to smile. Smiling. Happy, I’m still alive.. yeayyy..  

Oh iya, BIGGEST THANKS for lelaki yang sudah menyelamatkan gue, sudah menarik gue dari "pelukan Ombak" TERIMA KASIH.. God Bless you always pak!

Yap, sekian cerita #BaliTrip Day 1, Part 1. Insyaallah, Secepatnya akan di posting part 2 dan hari-hari berikutnya..

nb: untuk foto-fotonya, yang di posting berarti yang selamat. Yang ada di memory digicam nggak ada yang kebaca soalnya. Nanti gue usahakan dulu, siapa tahu ada yang punya foto gue di kameranya.. hihih..
*makasihh yg udah nyumbang foto :))

finishing, 12.18 WIB, 29 September 2012

Rula, Pamit!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar