Seperti biasa, sebelum usia gue berubah di jam 10.00am nanti, gue akan selalu
posting tulisan di blog gue ini. Tapi, lagi lagi gue gak akan
bahas “Ritual Menjelang Yareh”. Karena tetap sama kok tiap tahun, sakit. Iyaa,
gue masih suka sakit-sakitan tiap mau berubah angka. Hehehe. Kurang olahraga
sih emang. *piss*
Postingan tahun ini mungkin gue
akan ngebahas tentang Metamorfosa Me!. Yep! Perubahan gue dari 27 ke 28. Yang gak cuma angka di usia gue yang ikut
berubah. Tapi penampilan gue yang, insyaallah, bisa lebih baik lagi.
Tahun 2014 ini, tepatnya pada
tanggal 15 Juni 2014 lalu, gue memutuskan untuk menutup aurat gue sebagai perempuan.
Wear hijab. Agak berat di awal. Yang kepikiran
memang konsekuensi ke depannya. Sanggup istiqomah gak gue? Bakal lepas gak nih
hijab? Kelakuan gue masih minus juga gak? Bakal mencoreng si hijabnya gak
nanti? De el el... Tapi toh akhirnya gue mantep menutup aurat gue. Bismillah. Gue
ngelakuin ini semua semata untuk memenuhi ibadah gue sebagai umat muslim.
So far, hampir tiga bulan gue
bersahabat dengan hijab, dan gue merasa sangat nyaman. Tenang. Dan lebih
percaya diri. Entah. Itu lah yang gue rasain belakangan ini. Meskipun kadang
gue masih suka ngasal pake baju or celana yang agak ketat *efek berat badan
nambah* hahaha.. Tapi sebisa mungkin gue selalu menutupi area-area lekukan
tubuh gue dengan jaket dan sweater yang agak panjang atau gombrong. Hijab yang
sebisa mungkin menutupi dada. I’ve tried my best! Dan gue yakin banget Allah
tau usaha gue lainnya tanpa harus gue sebutin di sini. Hehe.. *piss*
Umm.. Honestly, gue kok nyesel
yaa... Nyesel kenapa gak dari dulu aja pake hijabnya. Kenapa gak dari dulu aja
gue berani ambil keputusan untuk menutup aurat gue? Karena banyak hal indah
yang muncul setelah gue berhijab. Meskipun gak sedikit godaan yang datang juga,
sih.
Salah satu hal indah yang datang
setelah gue berhijab adalah, munculnya Dafe. Salah satu mantan gue yang namanya
hampir selalu gue sebut dalam 10 tahun ke belakang ini. Why him? Karena gue
selalu berdoa untuk bisa dikasih kesempatan minimal sekali sebelum gue pergi
dari dunia ini untuk ketemu lagi sama Dafe, komunikasi lagi sama Dafe. To send
my apology. Mau minta maaf untuk kesalahan yang udah pernah gue perbuat sepuluh
tahun lalu.
And it happened! He’s came,
suddenly. Pada suatu dini hari menjelang sahur, ada nomor telepon asing yang
sms gue. Dan ternyata itu Dafe. Entah dia dapet nomor hape gue dari mana, -ya
karena dia hacker, jadi gue gak nanya detail-. Berawal dari sms, lanjut
chatting di LINE, lanjut telepon-teleponan sekitar 2-3 jam. Setelah beberapa hari, akhirnya dia
ngajak balikan. Owuch! Galau tingkat kecamatan. Oke, singkat cerita, gue
balikan sama Dafe. Jalanin aja sih. Karena sebenernya dianya juga jauh. Di Pulau
Buru, Ambon. Cuma ternyata, gue gak sekuat
yang gue harapkan. Karena satu dan lain hal, salah gue sih, salah ucap, lebih
tepatnya. Hubungan jarak jauh gue harus kandas di tengah jalan. Ada salah paham
karena ucapan gue yang ngelantur dan bikin dia marah, yang berakhir tragis. Yap.
Sangat tragis. *bentar hela napas dulu*
Udah yaaa, gue ga mau bahas yang
itu lagi. Yang ada mewek entar.
Kebahagiaan lain yang gue dapet
setelah berhijab adalah, bermunculan satu per satu temen dan sahabat yang mampu
menghibur dan nambah ilmu gue. Temen sharing, temen nonton, temen maen. Banyak deh.
I’m not alone! Dan, iyaaa.. Gue selalu dikelilingi orang-orang baik yang selalu
mengingatkan gue akan “Nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kau dustakan?”
Duh, makin absurd nih tulisan
gue... Langsung ke intinya aja kali ya...
Intinya, setahun ke depan gue
akan bersahabat dengan si angka 28 *kyak SMA gue dulu, hehe* yang bisa juga
diartikan 2+8 = 10. 1+0 = 1. Start from the beggining again, hah?
This is my last chance, I think.
Kesempatan terakhir gue untuk
bermain-main dengan hidup.
Bermain-main dalam khayalan absurd yang gak akan
jadi nyata.
Bermain-main dengan impian yang gak pernah gue wujudin.
Bermain-main
dengan hal-hal yang semu.
Bermain. Sudah waktunya berhenti bermain.
Ah, mungkin tahun lalu pun gue
pernah bahas ini. Tapi gue masih terlena dengan hedonisme. Kesenangan duniawi. Yang
harus gue batasi sejak sekarang.
Usia 28 ini...
Yang pasti sih, nyokap dan
keluarga besar udah nanyain terus “Kapan Nikah?”
Yang selalu gue ulang setiap
tahunnya, gue harus terbitin Novel solo gue.
Itu dua aja sih yang bener-bener
harus gue wujudin sebelum angka di usia gue ganti jadi 29.
Gue masih punya 365 hari ke depan
untuk berjuang menggapai mimpi gue yang belum terwujud.
Dan gue berharap gue
masih diberi kesehatan juga usia untuk mewujudkan itu semua.
Harapan, doa dan mimpi gue yang
lain, cukup gue dan Allah aja yang tau.
Sebelum tulisan gue semakin
absurd, gue mau ngucapin terima kasih kepada Sang Arsiteknya manusia.
Terima kasih masih memberikan gue
napas untuk bisa terus menikmati segala berkah setiap harinya.
Terima kasih telah memberikan gue
kesempatan, at least, bisa berkomunikasi sama Dafe, tahu kabarnya. Meskipun harus
berakhir tragis, lagi.
Terima kasih telah mengirimkan
sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada, selalu datang menghibur disaat gue
butuh hiburan. Disaat gue sedang ingin ditemani. Terima kasih...
Terima kasih untuk segala-galanya
yang telah Engkau berikan pada hamba, ya Allah.
Hey 28th, mari kita bekerjasama
untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang masih ada dalam daftar pending untuk jadi
kenyataan.
Itu aja deh.
Nb: ini postingan sengaja gue
posting sebelum jam 10 pagi. Heheh...
note: Gue lahir di hari Selasa, 9 September 1986 jam 10.10. Spontan. Dengan BBL 3, sekian kg (lupaa tepatnya. hehe)
Barakallahu fii umrik rula,
BalasHapussemoga Allah beri umur yang penuh berkah dan keselamatan dunia Akhirat..
*ditunggu traktirannya #eh :D
makasihh haniiii :*
Hapus