Sabtu, 16 Juni 2012

Sepanjang Jalan Braga



Sepulangnya dari Palembang, Nisrina langsung disibukkan dengan jadwal prakteknya yang padat dan juga kesibukannya mengurus pernikahannya dengan Anantha yang tinggal beberapa minggu lagi. Belum lagi jadwal foto prewednya yang akan di lakukan di luar pulau Sumatera.

“Kita foto prewed di Bandung Nis” usul Anantha  beberapa hari yang lalu. “Semuanya sudah Uda siapkan, sabtu kita berangkat.” Lanjut Anantha antusias.

"Sabtu kapan da?" Tanya Nisrina bingung.

"Sabtu kini lah, kamu nggak ada jadwal jaga kan?" Anantha memandangnya serius.

"Sabanta da" (sebentar da) Nisrina mengeluarkan buku agendanya, melihat-lihat jadwal jaganya minggu ini. Sejurus kemudian wajahnya berubah sedih. "Jaga 24 jam da di UGD" ujar Nisrina, kemudian menutup agendanya.  Anantha mengambil buku agenda yg tadi di pegang Nisrina.

"Hmm.." Gumam Anantha saat melihat-lihat Agenda Nisrina. “Nggak ada Liburnya?” Tanya Anantha

"Ya, nggak ada liburnya da, kan kemarin Nis baru ambil cuti 2 hari." Jelas Nisrina.

"Selepas kamu jaga 24 jam saja kita berangkat ke Bandung" ujar Anantha. Nisrina memandang heran pada pria yang sangat di cintainya ini.

***

Bandara Husein Sastranegara siang ini ramai dengan orang-orang yang ingin berlibur. Mata Nisrina berkeliling mencari-cari sosok yang di kenalnya, Anantha sedang membeli makanan di restoran cepat saji yang ada di bandara.

"Hai Nis," teriak sosok perempuan berambut pendek berkacamata sedang berjalan ke arahnya sambil melambai-lambaikan tangan.

"Mitha" Nisrina pun melambaikan tangan pada perempuan itu.

Mereka saling berpelukan, melepas rindu sambil tertawa bahagia.

"Mana atuh a' Nantha nya?" Tanya Mitha dengan logat sundanya.

"Lagi beli makanan tuh di sana" Nisrina menolehkan kepalanya ke arah restoran cepat saji di belakangnya.

"Teu nyangka yah, akhirnya kalian menikah juga" ujar Mitha sumringah. "Inget teu, dulu gimanah a' Nantha ngejar-ngejar kamuh" ujar Mitha meledeknya, menimbulkan semburat merah di pipinya.

Selesai bersenda gurau, mereka pun menuju mobil Mitha yang yang berada di area parkir bandara.

"Jadi, kalian ke Bandung hanya untuk foto prewed, terus balik lagi ke Padang?" Tanya Mitha dalam perjalanan mereka keluar bandara.

“Kamu tahu sendiri da Nantha, kalau sudah maunya harus selalu di turutin” sahut Nisrina sambil melirik Anantha yang sedang menyetir.

“Hahah. Iyah, kayak sekarang saja maksain nyetir. Mang nggak capek atuh a?” Tanya Mitha pada Anantha yang hanya di jawab dengan senyuman.  

“Jadi kalian mau foto prewed dimanah?” Tanya Mitha lagi.

“Jalan Braga” sahut Anantha dan Nisrina berbarengan.

“Hahaha.. kalian.. jangan-jangan hanya jalan Braga yang kalian tahu yah?” ledek Mitha.

“Lebih tepatnya hanya Jalan Braga yang kami ingat neng. Terlalu banyak kenangan disana.” Kali ini Anantha bersuara.

“Yaiyalah… Sepanjang jalan Baraga, kalian selalu bergandeng tangaaan… Sepanjang jalan Baraga, a’ Nantha peluk Nisrina mesraaa..” Mitha menyanyikan lagu “Sepanjang Jalan Kenangan” yang di ganti menjadi Jalan Braga dan nama Anantha juga Nisrina dengan sedikit pemaksaan.

“Ada-ada saja kamu neng. Eh, tapi kalau bukan karena kamu dulu, mungkin Nisrina nggak akan mau jadi pacar saya neng.” Anantha melirik ke wanita di sampingnya, kemudian melihat Mitha dari spion depan. “Terima kasih ya neng” ujar Anantha.


Sepanjang perjalanan menuju Jalan Braga, mereka bertiga tak habis-habisnya bernostalgia sambil bersenda gurau. Hingga akhirnya, Honda Jazz milik Mitha mendekati Jalan Braga.

“Parkir di mana enaknya neng?” Tanya Nisrina

“Di Braga City Walk saja. Nanti kalian maunya jalan-jalan sepanjang jalan Baragaa kan?” ujar Mitha sambil bersenandung saat menyebutkan ‘sepanjang jalan Baraga’

Anantha dan Nisrina hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

Setelah memarkir mobil, mereka langsung menyusuri jalan Braga. Anantha selalu siap dengan kameranya, begitu juga dengan Nisrina. Gedung-gedung dengan gaya arsitektur tempo dulu menjadi latar belakang foto-foto mereka, Anantha memotret Nisrina, pun sebaliknya. Bahkan tak jarang Mitha di mintai tolong untuk memotret dua sejoli ini.

Tak hanya Mitha, seniman lukis yang ada di sepanjang jalan ini pun ikut membantu mereka. Saat Nisrina sedang di lukis, Anantha memotretnya beserta seniman yang melukisnya, begitupun yang di lakukan Nisrina ketika Anantha sedang di lukis. Rona bahagia selalu terpancar dari keduanya.

Waktu berjalan dengan cepat tanpa mereka sadari, mentari mulai di gantikan oleh rembulan. Waktunya mereka kembali ke Bandara, mengejar pesawat yang akan membawa mereka kembali ke Padang.

So much big thanks for you my dear. Apa jadinya kami tanpa kamu neng?” Nisrina dan Anantha bergantian memeluk Mitha.

Mitha mencoba tersenyum memandang kedua sahabatnya yang perlahan-lahan menjauh.  Meski ada sedikit perih di hatinya, tapi ia ikut bahagia bisa melihat mereka bahagia.


#15HariNgeblogFF2 day 5....

*semoga bisa semakin seru ceritanya.. amiiin*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar