Hai….
Selamat Tahun Baruuuuuu....
Di awal Tahun ini gue mau posting tulisan yang sebenernya udah gue tulis sejak Desember 2014 kemarin, tapi baru sempat gue selesain sekarang. Heheh.. pisss..
Di postingan ini gue mau cerita
pengalaman gue jadi volunteer di
acara "Wisata Anak Bersama Sahabat Yayasan Sayap Ibu Bintaro" (YSI Bintaro) di Kebun Raya
Bogor, Sabtu, 29 November 2014. It’s been
a few weeks ago, memang. Tapi keriaan itu masih terbayang di benak gue
sampai sekarang.
Bermula dari…
Dari posting-an di salah satu grup
whatsapp, broadcast tentang acara "Wisata Anak Bersama Sahabat Yayasan Sayap Ibu
Bintaro" yang diadakan dalam rangka menyambut Hari Disabilitas Internasional dan
juga dalam rangka mengampanyekan #MasyarakatInklusif.
Karena gue, yang udah lama banget
gak terjun jadi volunteer karena
kesibukan ini itu, yang kangen jadi volunteer
lagi, kangen ketemu malaikat-malaikat lucu ini lagi, akhirnya memantapkan diri
untuk daftar jadi volunteer di acara
Wisata Anak ini. Meskipun harus nekat ngajuin cuti dari jauh-jauh hari. (FYI itu
acara kan di hari Sabtu, ya, dan gue selalu shift
siang kalo Sabtu). Makanya harus cuti dari jauh-jauh hari biar gue bisa
mengobati rindu gue berinteraksi dengan malaikat-malaikat yang selalu jadi mood booster gue ini. Bismillah… Pasti
bisa.
Setelah mengisi formulir online itu, gue dihubungi via e-mail oleh kak Dhika, Koordinator
Lapangan Acara Wisata Anak, untuk hadir dalam rapat sekalian perkenalan dengan volunteer yang lainnya. Sayangnya pada
rapat pertama ini gue berhalangan hadir karena ada acara (lupa acara apa,
hehe). Dari hasil rapat pertama itu diputuskan kalau rapatnya akan diadakan
setiap hari minggu di YSI Bintaro, jam 9 pagi.
|
Rapat, 2 November 2014 |
Hari Minggu, 2 November 2014,
akhirnya gue bisa hadir di rapat kedua persiapan Wisata Anak di YSI
Bintaro. Hmm.. di mana itu YSI Bintaro?
Yaaa, di Bintaro lah, Rul… Kalo naik kendaraan umum, angkotnya itu A.K.A.P
deh.. Alias antar kota antar propinsi. (Perjalanan jauh, kapten! Gak
nyampe-nyampe ini). Heheh. Tapi itu karena gue naik angkot yang dari lebak
bulus. Jalur yang gue tau cuma itu, itu pun setelah nanya-nanya ke temen gue
yang tinggal sekitar Bintaro. Tapi untuk rapat-rapat berikutnya akhirnya gue
naik KRL, itu pun setelah nanya-nanya lagi sama panitia yang lain. Better lah yaa naik KRL dibanding naik
angkot. Heheh. Tapi ada hikmahnya sih gue ngangkot, jadi semacam napak tilas
wilayah ciputat-rempoa-binplaz, lah.. Mengenang zaman masih suka berkeliaran di
sana. *oke stop intermezzonya*
Sampai di YSI Bintaro, langsung
ketemu kak Dhika dan beberapa volunteer
–yang kebanyakan masih kuliah- di aula lantai 2. Sepertinya cerita tentang
rapatnya gue skip, ya. Off the record! *piss lagi*.
|
Berfoto setelah rapat, 2 November 2014 |
Di Acara Wisata Anak bersama YSI
Bintaro ini, gue mengajukan diri untuk menjadi Liaison Officer, atau disingkat LO. Kerjaannya? Yang handle pengisi acara. Kenapa gue pilih
jadi LO? Karena gue penasaran sama kerja LO seperti apa. Mungkin juga akibat
berkali-kali baca bukunya kak Melanie Subono yang judulnya Liaison Officer Forever dan Ouch!, kisah
kak Mel selama jadi LO. Dan gue curious,
kakak.. Makanya, ada kesempatan jadi LO, ngajuin diri deh.. heheh..
|
Tim Liaison Officer with Mbak Rini dan Randy |
Tim LO ini masuk ke Area 5,
dengan koordinator Iqbal, Anggotanya cewek semua *termasuk gue* dan semuanya
mahasiswi *kecuali gue*, ada Nadya, Rahmalia, Dinda, dan Utari. Nah karena ada
beberapa kategori pengisi acara, jadinya dibagi-bagi lah tugasnya. Dan gue
kedapetan untuk handle yang ngisi
acara Musik dan Tari.
Itu sekilas tentang persiapan
acara Wisata Anak Bersama Sahabat YSI Bintaro. Sebelum lanjut, gue mau cerita saat Car
Free Day, satu minggu sebelum hari H.
Jadi, satu minggu sebelum hari H
ini panitia dari YSI Bintaro mengajak volunteer
dan beberapa anak-anak yang ada di YSI Bintaro untuk jalan-jalan pagi di
sekitar Senayan – Sudirman saat car free day. Janji ketemuan di Parkir Timur
Senayan (yang ternyata rame banget karena ada event Colour Run dan Wisuda).
|
Ubay dan kak Dwi |
|
kak Herta dan kak Dhika with Ubay |
|
with kakak-kakak yang abis Colour Run |
Setelah sempet ngetem beberapa
saat di sekitaran FX Sudirman, akhirnya Bu Reno, Ketua panitia Wisata Anak,
mengajak anak-anak dan volunteer naik
TransJakarta (TJ) Busway. Mencoba
transportasi umum yang (katanya) ramah disabilitas.
|
menaiki JPO menuju halte GBK |
|
menaiki JPO menuju halte GBK |
Mulai dari halte busway Gelora Bung Karno, yang memang
ramah disabilitas, jadi anak-anak yang menggunakan kursi roda bisa masuk. Saat
masuk ke haltenya pun dipermudah, dan ternyata anak-anak disabilitas ini free loh, yang bayar hanya pengantarnya
aja. Keren, lah, ini. Cuma sayangnya halte busway
GBK ini agak sempit dan hanya satu pintu untuk naik-turun penumpang. Jadinya
petugas di halte buswaynya harus koordinasi terlebih dahulu dengan pramudi TJnya.
Akhirnya kami semua masuk TJ melalui pintu paling depan. Untungnya TJ saat itu
belum terlampau penuh. Jadi bisa masuk semua. Dan lagi, petugas onboardnya ikut membantu menaikkan anak-anak dengan kursi roda. Makasih, pak!
|
Berfoto sebelum masuk halte GBK |
|
Kursi roda masuk jalur khusus |
|
Kursi roda masuk jalur khusus |
|
menunggu Transjakarta Busway di halte GBK |
|
petugas onboard membantu mengangkat anak disabilitas masuk bus |
Anak-anak yang memang belum
pernah naik TJ ini terlihat sangat senang dan bersemangat. Ubay, Nurul, Jelita, Bella senyum dan tertawa dengan riang. Tapi ada satu anak yang agak ketakutan. Namanya Ayu,
tidak menggunakan kursi roda dan saat itu kursi penumpang penuh, jadinya
berdiri dan berpegangan erat ke gue. Asli, pegangannya kenceng banget dan
tangannya sampe keringetan. Saking takut jatuh. Ditambah lagi, sang pramudi buswaynya beberapa kali ngebut dan
ngerem agak mendadak gitu. Tapi akhirnya, setelah beberapa halte lewat, ada penumpang yang berdiri da mempersilahkan Ayu untuk duduk.
|
Ubay tertawa senang saat di dalam TJ |
|
Ayu yang pegangan erat ke gue |
|
Bella dan Jelita yang terlihat antusias saat di dalam bus |
Tujuan awal mau ke Bunderan Hotel
Indonesia. Tapi berhubung halte Bunderan HI sudah tidak ada dan halte Tosari
(saat itu) terlampau sempit dan tidak ramah disabilitas, jadinya kami turun di
halte Sarinah (yang memang lebih besar). Sampai di halte Sarinah, terpaksa kami
balik lagi ke arah Sudirman. Karena Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di sana tidak
ramah disabilitas. Alias berbentuk tangga. Jadinya anak-anak yang menggunakan
kursi roda tidak bisa turun. Karena lift yang disediakan pun tidak berfungsi.
|
penampakan tangga penyebrangan dari halte Sarinah |
|
di halte Sarinah
|
Nah, saat naik TJ arah balik ke
Sudirman, kami dapat bus yang sepi penumpang. Jadi agak leluasa masuk. Dan Ayu,
juga beberapa pendamping anak bisa duduk dengan nyaman. Tapi kami agak bingung
saat hendak turun di halte GBK. Karena kami naik dari pintu paling depan,
sedangkan saat di halte GBK, penurunan penumpang dari pintu tengah. Jadilah kami
urung turun di halte itu. Pindah ke halte Bunderan Senayan, yang (saat itu)
sudah lebih luas. Tapi ternyata halte Bunderan Senayan ini masih belum ramah
disabilitas. Karena saat di pintu keluarnya, anak-anak dengan kursi roda tidak
bisa lewat. Karena rata-rata kursi rodanya agak lebar dan besar. Hanya kursi
roda yang kecil yang bisa lewat. Jadinya, anak-anak yang menggunakan kursi roda
agak besar terpaksa harus digendong saat melalui pintu keluar.
|
hanya Jelita yang bisa lewat. |
|
Bella harus diangkat melewati pintu keluarnya |
|
Ubay juga harus digendong untuk bisa keluar halte |
|
Nurul dan kursi rodanya juga harus diangkat keluar halte |
Beruntungnya masih banyak manusia baik yang membantu mengangkat anak-anak berserta kursi rodanya untuk melewati pintu keluar di halte Bunderan Senayan ini. Jadi selain pendamping dari YSI Bintaro, Kak Dhika dan petugas di halte Bunderan Senayan-nya, ada kakak berkemeja biru itu yang membantu mengangkat Bella dan Nurul. Makasih ya, kakak-yang-tidak-diketahui-namanya. (Kalo ada yang kenal dengan kakak ini, boleh loh dimensyen di kolom komen blog ini. Maacih)
|
Saat melewati jembatan di halte Bunderan Senayan |
Back to Wisata Anak Bareng YSI
Bintaro.
Sejak hari jumat malam, gue dan
tim LO juga beberapa orang dari divisi perlengkapan menginap di hotel dekat
Kebun Raya Bogor. Persiapan untuk acara esok harinya.
Dari pagi, setelah sarapan kami bersiap ke TKP.
Follow up para pengisi acara sudah sampai mana,
check sound, GR, dan persiapan panggung lainnya.
Excited, deg-degan, campur aduk, deh. Itu yang gue rasain di pagi hari itu. Mulai dari menghubungi pengisi acara yang gue
handle, konfirmasi keberadaan mereka udah di mana, panik karena
no respon dari CP yang dikasih ke gue. Banyak, deh.
Sekitar pukul 9-an, satu persatu peserta Wisata Anak Bersama Sahabat Yayasan Sayap Ibu ini mulai berdatangan dan Lapangan Randu di Kebun Raya Bogor ini pun mulai dipenuhi oleh panitia dan peserta yang mayoritas menggunakan kaos berwarna kuning.
|
Suasana di Lapangan Randu |
Dan mata gue mulai mencari-cari pengisi acara yang gue
handle. Ada adik-adik tunanetra dari Sanggar Pelita Monas, yang akan membawakan Tari Saman dan bermain Angklung. Ada Fauzan dengan Autisme, yang jago main Biola, akan membawakan 2 lagu instrumen dengan Biola. Dan juga ada adik-adik Down Syndrome yang lucu-lucu dari Sanggar Tari Insan Anugerah yang membawakan Tarian Robotic.
Disaat gue sedang mencari-cari mereka di antara peserta lainnya yang hampir semuanya mengenakan kaos kuning cerah itu, gue melihat sosok yang gue kenal banget. Temen-temen dari Wisma Tuna Ganda Palsi Gunung. Ada kak Yunas dan kak Lena, ada Icha juga (oke, memang hanya itu yang gue kenal dari Palsi Gunung). Langsung gue deketin mereka. Udah lama gue gak berkunjung ke Palsi Gunung, jadinya seneng banget bisa ketemu mereka di acara ini. Kangen mereka!. Mumpung belum terlalu sibuk, gue sempatkan diri menyapa rombongan dari Palsi Gunung ini. Kangen-kangenan, terutama sama Icha yang agak gemuk. Dan tak lupa gue juga mengabadikan pagi bersama mereka dengan berfoto. (Karena belom tentu nanti bisa foto lagi).
|
bersama rombongan dari Palsi Gunung |
Gak cuma ketemu anak-anak dari Palsi Gunung. Gue pun ketemu dengan anak-anak dari YSI Barito. Mardi, Hosean, Mira, Irma, Tegar, dan banyaaak lagi. Bener-bener ajang temu kangen gue dengan malaikat-malaikat kecil yang udah lama gak gue temuin. Seketika hati gue berbunga-bunga. Setiap bercengkrama dengan mereka, selalu memberi suntikan semangat buat gue. Meskipun semalam kurang tidur, dan agak sedikit panik, tapi hilang seketika.
|
bersama anak-anak YSI Barito dan Inung. |
Selesai bercengkrama dan berfoto-foto dengan anak-anak dari YSI Barito ini, gue kembali ke tugas gue sebenernya saat itu. Mencari keberadaan pengisi acara dan melihat persiapannya. Terutama dengan adik-adik tunanetra dari Sanggar Pelita Monas yang akan membawakan Tari Saman di awal acara. Setelah bertemu dengan Ibu Yani dari Sanggar Pelita Monas, memberitahu tentang
rundown dan mempersilahkan adik-adik bersiap dan melakukan
check sound untuk penampilan keduanya nanti. Selain Tari Saman, adik-adik dari Sanggar Pelita Monas ini juga akan tampil menampilkan permainan angklung mereka. Dan mereka semua berbakat.
|
adik-adik dari Sanggar Pelita Monas |
Sempat berbincang-bincang dengan beberapa anak, yang hampir semuanya masih sekolah tingkat menengah ini, tentang bagaimana mereka berlatih tarian Saman dan alat musik Angklung ini. Seru. Seperti kata Nurul, "awalnya emang susah, kak. Tapi setelah terbiasa, malah jadi gampang banget."
|
Nurul, dari Sanggar Pelita Monas |
Gue pernah belajar Tari Saman. Pernah tampil membawakan Tarian Saman saat masih SMA dulu. Dan gue tau gak gampang berlatih untuk bisa menguasai Tarian Saman ini. Makanya gue kagum sama mereka. Semangat belajarnya tinggi. Mereka hebat, karena juga menguasai alat musik Angklung. Gue aja gak bisa. :')
Gak cuma adik-adik dari Sanggar Pelita Monas ini aja yang membuat gue kagum karena bakatnya. Ada Fauzan, meskipun terbatas dengan Autismenya, tapi Fauzan sangat ciamik saat memainkan Biola di atas panggung. Lagu yang dibawakan Fauzan saat dipanggung (yang gue inget) adalah lagunya Bruno Mars - Count On Me. Ini lagu kedua. Yang pertama gue agak lupa, karena tiba-tiba aja Shinta dari I'm Star ikut naik ke atas panggung mengiringi Fauzan dengan keyboardnya.
|
Fauzan ditemani Shinta dari I'm Star (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
Satu lagi pengisi acara yang gue
handle adalah adik-adik dari Sanggar Tari Insan Anugrah. Adik-adik dengan Down Syndrome ini membawakan Tarian Robotic. Lucu-lucu gerakannya. Bahkan ketika belum giliran mereka naik panggung, mereka tetap naik panggung. Ceritanya lagi
check sound, yang diputerin lagu yang agak nge
beat, langsung mereka menyerbu panggung dan berjoget di atas panggung. Menghibur pengunjung lainnya. Dan mereka lucu-lucu.
|
adik-adik dari Sanggar Tari Insan Anugrah |
|
adik-adik dari Sanggar Tari Insan Anugrah |
Selain 3 pengisi acara yang gue sebutin di atas, acara Wisata Anak Bersama Sahabat YSI Bintaro ini juga dihibur oleh Shena (X-Factor), Pasha (AFI) yang mengajak serta Rifky (AFI), dan I'm Star, sebuah band yang personelnya merupakan anak-anak berbakat dengan Autisme.
|
kak Shena, kak Rifky dan kak Pasha (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
Selain dihibur oleh musik dan tari, di Wisata Anak ini ada juga acara Lelang. Lelang lukisan hasil karya Pak Faisal Rusdi, yang melukis hanya dengan mulutnya karena keterbatasannya. Lukisannya terjual dengan harga yang cukup fantastis loh, gaes.
|
pak Faisal Rusdi sedang melukis (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
|
lelang lukisan pak Faisal Rusdi (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
Gak cuma lelang lukisan. Ada juga lelang Origami hasil karya Thomas Andika. Remaja pria dengan Autisme yang jago melipat-lipat kertas sehingga menghasilkan bentuk robot atau binatang.
|
Thomas (jaket abu-abu) sedang membuat origami (foto dokumen YSI Bintaro) |
Lagi-lagi Allah seakan menyentil kepala gue melalui acara ini. Mereka, yang memiliki keterbatasan, namun masih bisa berkarya dengan baik. Nah gue? Lebih banyak males-malesannya daripada berkarya. :(
Oh iya, ada yang kelupaan. Acara Wisata Anak ini diawali dengan pelepasan balon warna-warni ke langit, loh, gaes. Jadi, seluruh pengisi dan peserta acara berkumpul di salah satu sisi lapangan Randu, untuk melepas balon warna-warni ini ke langit.
|
Pelepasan balon warna-warni (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
|
balon warna-warni menuju angkasa luas (foto dokumentasi YSI Bintaro) |
Nah, sepertinya udah hampir semuanya gue ceritain tentang acara Wisata Anak ini. Selain karena pengisi acara, ada lagi nih yang juga berjasa memeriahkan acara Wisata Anak ini. Tak lain dan tak bukan adalah para MC kondang, mbak Riry Wijaya, mbak Shanty, dan
my favourite Announcer sejak SMA dulu.. Mas Imam Wibowo (yang ternyata tetep ganteng aja yaa mukanya, hehe). Mereka berhasil membuat acara Wisata Anak ini tetap "hidup".
|
kan.. mas Imam mukanya ga berubah, kan. teteup kasep :)
(foto dokumentasi YSI Bintaro) |
Sebelum mengakhiri postingan ini, gue mau ngucapin makasih banget sama YSI Bintaro yang udah kasih gue kesempatan untuk bisa membantu di acara Wisata Anak ini. Banyak pengalaman berharga yang belom tentu gue dapetin lagi di kehidupan mendatang.
Aaaak, jadi kangen anak-anak lagi kan :(((
Ah, sudahlah... Sekian cerita dari gue tentang Weekend bersama Manusia-Manusia Hebat. Untuk dokumentasi lebih lengkapnya monggo mampir di
FB YSI Bintaro.
Best Regrads!
Rula
(Start : Desember 2014, Finish: Januari 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar