Jumat, 02 Maret 2012

Mr. Possesif


 “Lagi apa beb?? dimana?? sama siapa?? udah makan belom??”

Ini sudah sms ke-5 kalinya untuk hari ini dari Iyank
Iyank dan aku sudah lebih dari 6 bulan menjalin hubungan. Beberapa minggu ini sikap Iyank agak berubah. Iyank yang tadinya cuek, sekarang lebih perhatian, lebih protective dan agak possesif. Dan semakin lama aku merasa semakin terkekang, tidak nyaman.

“Aku ingin Iyank yang duluu” bathinku.

Lama tak kubalas sms Iyank.. Tiba-tiba HPku bergetar tertera di layar “Incoming Call Iyank” dengan agak malas aku angkat teleponnya.

“Iya Yank” sahutku.
“Masih sibuk beb? Udah lunch belom?” cerocos Iyank langsung.
“Belom, ini baru mau lunch” jawabku singkat.
“Nanti kamu pulang jam berapa? Aku jemput yaa pulangnya” ujar Iyank lagi.
“Aku lembur lagi malam ini. Kamu nggak usah jemput, aku pulang sendiri aja. Nggak papa kok” ujarku melarangnya.
“Kamu nanti lembur sampe jam brapa?” ujarnya tanpa memperdulikan penolakanku.
“Sampe jam 8delapan, Yank. Tapi aku pulang sendiri aja lahh.” tolakku lagi.
“Jam delapan, yaa. Oke entar aku jemput yaa, di tempat biasa” ujar Iyank tanpa memperdulikan penolakan ku.
“Tapi Yank..” ujar ku pasrah
“Aku nggak akan biarin kamu malem-malem pulang sendirian, jadi aku pasti akan tetep jemput kamu apapun alasan kamu beb” ujar Iyank, kali ini agak tegas.
“Ya sudahlah terserah kamu” ujarku kemudian menutup pembicaraan kami.

***

Tepat jam 8 malam, Iyank sudah tiba di kantorku dan kami langsung pulang menuju rumahku yang berada di perbatasan wilayah Depok dengan Jakarta Selatan. Mendekati rumahku, aku meminta Iyank untuk mampir sebentar di rumah makan langganan kami. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Iyank.
“Yank, bisa nggak kalau kita nggak ketemu dulu selama sebulan” ujarku to the point dan Iyank hanya menatapku bingung.
“Yaa, kita nggak ketemu dulu untuk sementara. Masing-masing introspeksi diri.” ujarku mencoba tegar, entah kenapa terasa berat saat mengambil keputusan ini.
“Kamu yakin??” Tanya Iyank seakan tak percaya dengan ucapanku. Dan aku hanya mengangguk tanpa suara.
“Baiklah kalau itu mau kamu, aku terima” aku melihat raut wajah Iyank yang berubah menjadi sedih dan tidak bersemangat.

***

“Lo masih sayang sama Iyank” kata-kata itu selalu terngiang di benakku. Kata-kata yang diucapkan Lina sahabatku dikantor setelah aku curhat tentang masalahku dengan Iyank

Yaa, aku memang masih sayang Iyank. Belum ada sebulan tapi aku sudah merasa sangat kehilangan Iyank, tapi aku tidak mau menghubungi Iyank lebih dulu. Kan kemarin aku yang minta break 1 bulan, sedangkan ini baru 3 minggu dan aku sudah kangen Iyank.. Iyank lagi apa yaa??” bathin ku berbicara.

“Kak, ada kiriman niih” ujar adikku sambil memberikan sebuah bingkisan dan seikat mawar putih kesukaanku, ketika aku keluar dari kamar.
“Dari siapa?” tanyaku sambil menghirup aroma bunga mawar putih kesukaanku.
“Nggak tau, udah ada di depan rumah tadi pagi” jawab Adikku yang langsung pergi meninggalkanku.
Kutaruh mawar putih tersebut dan langsung membuka bingkisan yang ternyata isinya sebuah Compact Disk dan sebuah notes dengan tulisan “putar aku” .

Entah siapa orang iseng yang mengirimkan ini semua. kunyalakan CD player di kamarku. Terdengar alunan gitar akustik yang memainkan sebuah lagu yang mampu membuatku meneteskan airmata, bukan karena lagunya, tapi, karena suara penyanyinya. Suara yang sudah sangat aku kenal, suara yang sangat aku rindukan selama ini, serta penghayatannya dalam menyanyikan lagu ini.

“….maafkan lah salahku, lupakanlah sikapku, luapkan kepadaku.. Takkan kubiarkan kau menangis.. takkan kubiarkan kau terkikis.. terluka perasaan oleh semua ucapanku.. … aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu… bila kau tak disampingku”

Langsung saja aku mengambil HPku dan mencari nama seorang Pria yang paling aku sayang.

“Haloo..” sahut suara di seberang. Dan aku masih terdiam tanpa suara.
“Ada apa beb??” ujar Iyank lagi
“Maafin aku, Yank..” ujarku terisak, “maafin akuu..”
“Kamu nggak salah kok beb, harusnya aku yang minta maaf sama kamu” ujar suara disebelah. “aku udah buat kamu nggak nyaman sama sikap aku yang over protective dan cenderung possesif itu” lanjut Iyank lagi.
“Salah aku juga, Yank. Waktu itu aku belum bisa terima kamu apa adanya..” jawabku masih terisak.
“Yaudah. Lupain aja yaa, sekarang kamu jangan nangis lagi beb. Ntar nggak cantik, ahh” canda Iyank
“Ngg.. Aku nggak nangis kok” ujarku berbohong.
“Udahlah kamu nggak usah bohong. Itu matanya sampe merah kenapa?? Keliatan loh dari sini” ujarnya lagi yang membuatku refleks melihat kearah jendela kamarku yang memang terbuka sejak tadi.
Dan, aku melihat Iyank ada di depan teras rumahku. Langsung aku keluar kamar menghampiri Iyank dan langsung memeluknya.
Breaknya jangan kelamaan dong beb, aku nggak bisa nihh sehari aja nggak denger suara kamu” goda Iyank sambil tersenyum padaku.
Dan aku hanya tersenyum kemudian memeluk Iyank dengan erat sambil berbisik. “Aku juga nggak bisa tanpa kamu disamping aku”


Tulisan ini diikutsertakan dalam projectnya NBC Jogja #HarmoniRasa yang menggunakan lagu "Bila Kau Tak Disampingku" sebagai Tema. Tulisan ini terpilih loh.. dan akan segera di terbitkan di kumcernya #HarmoniRasa ... yeaaay... 
Terimakasih NBC Jogjaaaa...

\m/ (^,^) \m/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar