Rabu, 17 Juni 2015

Gina dan Adit

Telat. Lagi-lagi dia telat masuk sekolah. Adit masih saja memperhatikan sosok perempuan yang baru saja melewati Pak Parno, Satpam yang menjaga gerbang masuk sekolah. Perempuan berambut hitam sebahu dengan sepatu kets biru itu berhasil membuat Pak Parno membiarkannya masuk ke dalam sekolah. Yang Adit tahu, Pak Parno termasuk salah satu satpam sekolah yang paling disiplin.   

“Hayo, ngapain ngeliatin keluar terus?” seseorang menepuk pundak Adit dari belakang. Teman sebangkunya, Rian mengganggu keasyikan Adit memandang perempuan bersepatu biru tadi.
“Ngagetin aja lo” Adit langsung membalikkan posisi duduknya yang semula menghadap ke jendela.
“Yan, kok bisa ya cewek itu berhasil ngelewatin Pak Parno? Satpam killer gitu. Gak pake sepatu item lagi.” Adit menunjuk ke arah gerbang sekolah.
“Cewek mana?” Rian mendongakkan kepalanya keluar jendela kelas. Mencari-cari sosok yang dimaksud sahabatnya itu.
“Gina maksud lo? Itu kan anak baru. Baru masuk seminggu lalu kayaknya” ujar Rian. “Kelas sebelah tuh. Sepupu gue” lanjutnya lagi.

***
Lagi-lagi dia melihat ke arahku. Ada yang aneh ya dengan penampilanku saat ini? Gina membenarkan kemeja putihnya, kemudian rambutnya. Salah tingkah.

Aduh, orangnya ke sini lagi. Sama Rian pula.  


“Gin, kenalin. Ini Adit. Temen sebangku gue.”

Gina hanya menganggukkan wajahnya kemudian senyum. Rian mendekati wajah Gina, kemudian berbisik. 

"Adit maksa minta dikenalin sama lo. kayaknya dia suka sama lo deh" 

Seketika ada ada kupu-kupu beterbangan dalam perut Gina. memancarkan rona merah di pipi manisnya.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar