Rabu, 17 Juni 2015.
Ada seorang wanita paruh baya, dengan garis keriput
menghiasi kulit kecokelatan di wajah tirusnya, yang sedang menggendong anak
perempuan berbaju pink dengan rambut
dikuncir dua, sedang berjalan agak tertatih. Wanita tersebut kemudian berhenti
sejenak di tangga, yang biasa digunakan untuk menaiki kereta, untuk menaruh
tasnya dan membenarkan posisi gendongan anak yang bahkan mungkin bila
diposisikan berdiri, hampir sama tinggi dengan wanita paruh baya itu.
Ya, itulah pemandangan yang gue lihat dari balik
gerbong commuterline yang berada di
peron tiga stasiun manggarai pagi tadi. Pemandangan yang sempat memunculkan
bendungan di pelupuk mata gue.
Sebenernya ini bukan kali pertama gue melihat
pemandangan seperti itu. Beberapa waktu yang lalu. Agak lama memang. Gue pernah
melihat wanita paruh baya tersebut, dengan anak perempuan yang sama, di stasiun
Cikini. I guess, mereka adalah nenek
dengan cucunya. Nenek yang sedang mengantarkan cucunya, anak perempuan berambut
pendek, yang menggunakan sepatu khusus. Sepatu AFO (Ankle Foot Orthosis), sepatu yang digunakan untuk
memperbaiki postur kaki. Dan lagi-lagi gue menebak she is CP. Iya, dalam sekali lihat kondisi anak perempuan yang selalu
digendong wanita paruh baya tersebut, gue udah bisa nebak kalo anak perempuan
tersebut dengan Cerebral Palsy.
Sesaat terlintas dalam benak gue. Orangtuanya mana
ya? Kok neneknya yang nganter? Oh, mungkin orangtuanya sibuk kerja, dan yang
bisa nganterin neneknya.
Itu sepenggal cerita gue.
Oiya, pasti masih ada yang belum tau apa itu Cerebral Palsy. Dalam postingan kali ini gue akan cantumin penjelasan tentang Cerebral Palsy yang gue ambil dari beberapa sumber. (sumber artikel terlampir)
Here we go..
Cerebral Palsy
(CP) adalah kelompok penyakit gangguan saraf yang dialami oleh bayi dan
anak-anak. Gejala penyakit ini ada yang sudah dapat dilihat sejak usia sangat
dini, namun ada juga yang terlihat hingga usia bertahun seiring dengan
pertumbuhan anak.
Atau dalam bahasa ilmiahnya...
Cerebral palsy
adalah keadaan kerusakan jaringan otak permanen, tidak progresif yang terjadi
pada usia muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal
dengan gambaran klinis yang menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan
disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastik dan kelainan mental. Istilah
Cerebral Palsy merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan gerakan, postur tubuh, dan
tonus yang bersifat non progresif, berbeda-beda kronis dan akibat cedera pada
sistem saraf pusat selama awal masa perkembangan. (Arief M, 2003; Johnston MV,
2007).
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang sedang
terjadi pada saat:
- Bayi masih berada dalam kandungan
- Proses persalinan berlangsung
- Bayi baru lahir
- Anak berumur kurang dari 5 tahun
Tapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui.
10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan
berkurangnya aliran darah ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi
lahir.
Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan
karena pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah
mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah
yang memadai ke otak.
Cedera otak bisa disebabkan oleh:
- Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak.
- Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat).
- Cedera kepala karena hematom subdural
- Cedera pembuluh darah.
Menurut Fisioterapis khusus Cerebral Palsy, Ibu Nawangsasi Takarini, tanda-tanda CP antara
lain:
- Kelainan motorik yang dapat diketahui pada tahun pertama setelah kelahiran. Saat lahir, biasanya terlihat lemah dan terkulai.
- Bayi normal ketika diangkat dengan posisi menghadap ke bawah, kepala dan punggungnya segaris. Sedangkan yang menderita CP akan terkulai ke bawah sehingga antara kepala dan kaki seakan membentuk huruf U.
- Bayi yang lahir dengan tanda-tanda kerusakan otak akan kesulitan bernapas, tubuh terkulai dan tubuhnya membiru.
- Selama masa tumbuh kembang, anak dengan tanda cp lambat meneggakkan kepala, duduk dan bergerak dibanding anak-anak normal. Kemudian sangat jarang menggunakan kedua tangannya.
- Tubuh bayi dengan CP cenderung kaku. Bayi bisa menangis dalam jangka waktu lama atau bisa sangat diam dan hampir tidak pernah menangis atau tersenyum.
- Bayi juga kesulitan berkomunikasi, terlambat bicara, atau bahkan kesulitan berbicara. Ini karena ada gangguan di otot. CP menyerang saraf motorik. Soal kecerdasan, mereka tidak ada bedanya dengan anak normal.
- Wajah mereka terlihat aneh karena ada kelemahan otot wajah. Ada juga yang terus-menerus mengeluarkan air liur karena tidak bisa mengontrol dan kesulitan menelan.
pic from here |
Penanda
awal yang paling sering terlihat adalah:
- Terlambatnya anak dalam mencapai kemampuan dasar yang harus dicapai pada bulan-bulang atau tahun-tahun kehidupannya. Kemampuan dasar yang dimaksud adalah seperti kemampuan menggulingkan tubuhnya, kemampuan untuk duduk, merangkak, dan juga berjalan.
- Terkadang sulit bagi kita untuk melihat keterlambatan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi orangtua untuk secara rutin memeriksakan anaknya ke dokter. Jika memang terjadi keterlambatan, dokter dapat melakukan penilaian dan pemantauan lebih lanjut untuk menentukan apakah betul keterlambatan yang terjadi mengarah pada CP ataukah masih dalam jangkauan normal.
CP dibagi menjadi 4 kelompok :
pic from here |
- Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan lemah. Kekakuan yang terjadi bisa berupa: Kuadriplegia (kedua lengan dan kedua tungkai), Diplegia (kedua tungkai), Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)
- Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot lengan, tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali; tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur.
- Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor, langkah yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal.
- Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan dari 2 jenis di atas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan koreoatetoid.
pic from here |
pic from here |
Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada CP:
Kecerdasan di bawah normal, keterbelakangan mental, kejang / epilepsi (terutama
pada tipe spastik), gangguan menghisap atau makan, pernapasan yang tidak
teratur, gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai sesuatu,
duduk, berguling, merangkak, berjalan), gangguan berbicara (disartria),
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kontraktur persendian, gerakan
menjadi terbatas.
CP tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan
yang berlangsung seumur hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak
bisa hidup semandiri mungkin.
Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada
gejala dan bisa berupa: Terapi fisik (Fisioterapi), Braces (penyangga), Terapi Okupasi, Bedah
Ortopedik, Terapi Wicara, dll.
Sebagian besar kasus CP tidak dapat dicegah, meskipun
dengan upaya terbaik orangtua dan dokter. Tapi, jika anda hamil, anda dapat
mengambil langkah-langkah ini untuk tetap sehat dan meminimalkan kemungkinan
komplikasi kehamilan:
- Pastikan anda diimunisasi. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit seperti rubella dapat mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan otak janin.
- Jaga kondisi tubuh. Semakin sehat kondisi tubuh menuju kehamilan, semakin kecil kemungkinan akan mengalami infeksi yang dapat mengakibatkan CP.
- Carilah perawatan awal dan berkesinambungan pra-lahir. Rutin melakukan kunjungan ke dokter selama kehamilan adalah cara yang baik untuk mengurangi risiko kesehatan untuk ibu dan bayi yang belum lahir. Periksa ke dokter anda secara teratur dapat membantu pencegahan kelahiran prematur, berat lahir rendah dan infeksi.
Nah, sudah mulai mengenal tentang Cerebral Palsy, kan?
Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Regrads,
Rula
Sumber :
https://kin450-neurophysiology.wikispaces.com/Cerebral+Palsy
http://bisamandiri.com/blog/2014/11/afo-ankle-foot-orthosis/
http://bisamandiri.com/blog/2014/11/afo-ankle-foot-orthosis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar