Lelaki Itu Bernama Raymon
by
Nurul Aria / @rulachubby
Lelaki itu. Sudah beberapa bulan ini memenuhi hati
dan pikiranku. Dan selalu ada rasa, entah harus aku deskripsikan seperti apa,
yang selalu menggelitik dalam perutku setiap melihat lelaki bertubuh atletis
dengan rambut tipis yang tumbuh di sekitar tulang rahang dan menutupi dagunya.
Terlihat maskulin. Sempurna, seperti yang dibilang kebanyakan gadis-gadis yang
kukenal. Tinggi tubuhnya yang mendukung penampilannya bak seorang model papan
atas, membuatku harus sedikit mendongak untuk bisa melihat wajahnya dengan
jelas.
Lelaki itu. Ia menghampiriku yang masih bergeming,
di tempatku berdiri memperhatikannya sejak tadi. Bahkan, retinaku masih
mengikuti gerakan tubuhnya yang semakin lama semakin mendekatiku. Sudut
bibirnya tertarik ke atas, menampilkan salah satu lekukan di pipi kirinya yang
membuatnya semakin terlihat manis.
“Sudah lama berdiri di sini, Beb?” sentuhan lembut tangan kanannya yang kekar di pipiku dan
tangan kirinya yang langsung melingkar di pinggangku menimbulkan efek sengatan
listrik voltase rendah, yang menjalar
hingga ke seluruh tubuhku dan lagi-lagi menggelitik perutku. Seharusnya, saat
ini rona merah sudah memenuhi kedua pipiku yang tidak bisa dibilang tirus ini.
Rasa hangat menyelimuti wajah juga hatiku. Hal yang selalu aku rindukan jika
sedang berjauhan dengan lelaki beraroma maskulin ini.
“Sst.. Kamu gak malu dilihat banyak orang?” cegahku
ketika ia mendekatkan wajahnya mendekati wajahku. Yang kemudian membuat
sudut-sudut bibirnya tertarik ke tengah membentuk garis datar. Lengan kirinya
yang sejak ia datang melingkar di pinggangku pun langsung ditariknya kembali.
Kaku.
***
Lelaki yang menarik hatiku itu bernama Raymon.
Diperkenalkan oleh Wina, sahabatku sejak kecil, saat aku baru saja menginjakkan
kaki di Jakarta. Wina menjemputku di bandara bersama Raymon, teman kampusnya
dulu. Itu yang dibilang Wina padaku. Pertemuan pertama kami itu ternyata
melahirkan pertemuan selanjutnya, dan selanjutnya... Hingga saat ini.
Lelaki yang memiliki rasa humor itu, selalu bisa
membuatku tertawa saat aku sedih. Membuatku hangat saat dingin menyiksaku.
Sekaligus membuatku tersiksa rasa rindu saat tidak bersamanya. Ya, I am
falling in love with him. Diam-diam. Tanpa diketahui Wina,
sahabatku. Sejujurnya, aku tahu kalau Wina pun menyukai lelaki bernama Raymon
ini. I just know it.
Tapi...
Ternyata...
Lelaki yang banyak digilai banyak gadis itu ternyata
memilihku. Bukan Wina, bukan gadis lainnya. Tapi aku. Aku tidak cantik dan
sempurna seperti Wina. Bahkan aku tidak bisa dibandingkan dengan gadis manapun
di muka bumi ini. Sangat berbeda. Aku bahkan tidak pantas dibandingkan dengan gadis
lainnya.
Lelaki itu...
***
“What? Gue
gak salah denger kan, Ren?” Wina seakan tak percaya akan pendengarannya saat ku
ceritakan semua yang aku rasakan beberapa bulan ini. “Lo... sama Raymon?” Wina
menggerakkan jari telunjuk kanannya ke arahku, dan arah lainnya seperti orang
linglung. Aku hanya mengangguk,
mengiyakan ketidakyakinan Wina akan ceritaku tadi.
“Se.. sejak kapan, Ren?” kali ini suaranya lemah.
Masih ada sisa keterkejutan dalam diri Wina.
“A few months ago.” retinaku hanya memandang
sepatu biru pemberian Raymon yang kupakai saat ini.
“Win, I'm so sorry for this. Gue tau lo udah
lama suka sama Ray. Dari cerita-cerita lo tentang dia. Semua curhatan lo
tentang dia.” kuberanikan diri menatap Wina yang masih bergeming di hadapanku.
“Tapi gue gak bisa bohongin perasaan gue, Win. I do love him. Pun
dengan Ray.”
Kulihat Wina menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya.
“Gue gak ngelarang lo untuk jatuh cinta, Ren. But why must Ray? He is a...”
Wina tak bisa meneruskan perkataannya.
“Gue tau ini salah, Win. Tapi...”
“No. It's not
wrong. Cuma, gue gak habis pikir. Entah apa yang lagi ada dipikiran si
Cupid yang ada di belakangnya Raymon, lelaki yang gue suka, saat ngelepas anak
panah dari busurnya hingga kena ke lo, Rendy, sahabat lelaki yang sangat gue
percaya untuk nampung semua cerita-cerita gue tentang Raymon. Dan bukan ke gue.
I can't believe this.” Lagi-lagi Wina membenamkan wajahnya dalam jemarinya
yang lentik.
***
Lelaki itu bernama Raymon. Lelaki bertubuh atletis
yang sangat disukai Wina, sahabatku sejak kecil. Lelaki yang sama dengan yang berada
di sampingku saat ini.
***
"Lelaki yang sama dengan berada di sampingku saat ini." ini yg cerita Rendy atau tokoh yg lain ? :)
BalasHapusini semuanya Rendy yang cerita, om :D
BalasHapus