Adenomiosis...
Adenomiosis terjadi ketika
jaringan endometrium tumbuh di dalam dinding (otot) rahim. Jaringan endometrium
adalah lapisan terdalam dinding rahim yang menjadi pembatas rongga pada rahim.
Jadi, apabila endometrium tumbuh di dinding rahim, ini merupakan suatu
kelainan. Adenomiosis berbeda dengan endometriosis. Endometriosis merupakan
kondisi di mana lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Biasanya terjadi di akhir-akhir
masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan atau mengalami keguguran.
pic from here |
Beda Adenomiosis dengan Endometriosis.
Adenomiosis tidak sama dengan
endometriosis. Endometriosis adalah suatu kondisi di mana endometrium tumbuh di
luar rahim, biasanya tumbuh di antara vagina dan rektum, kandung kemih (bladder),
ovarium dan tuba falopi. Sedangkan Adenomiosis adalah tumbuhnya jaringan
endometrium di miometrium atau lapisan tengah rahim.
Dinding rahim wanita terdiri dari
3 lapisan, endometrium (lapisan dalam), miometrium (lapisan tengah), dan
perimetrium (lapisan luar). Miometrium adalah dinding rahim yang sebenarnya,
yang memberikan bentuk rahim. Sedangkan endometrium adalah bagian dalam rahim
yang berfungsi mengatur proses menstruasi. Kedua jaringan tersebut tidak
bergabung atau terpisah satu sama lain. Jika kedua jaringan tersebut menyatu
atau endometrium menginfasi miometrium, maka ini terjadilah adenomiosis.
Namun wanita dengan adenomiosis
sering juga ada endometriosis. Penyebab adenomiosis masih belum diketahui
pasti, hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhannya dan kelainan ini akan hilang
setelah menopause.
Pada sebagian kecil wanita,
adenomiosis tidak menimbulkan gejala atau hanya gejala nyeri ringan. Namun
perlu diketahui ada beberapa gejala sebagai indikator adenomiosis. Gejalanya berupa
:
- Periode menstruasi lebih lama dari biasanya.
- Nyeri haid (dismenorrhea) rasanya seperti ditusuk benda tajam.
- Rahim mengalami kram atau kaku saat menstruasi
- Terjadi pembekuan darah saat menstruasi
- Perdarahan di antara 2 periode menstruasi atau di luar periode menstruasi
- Perdarahan berat atau nyeri berkepanjangan saat menstruasi
- Keluar gumpalan darah saat menstruasi.
- Rasa sakit saat melakukan hubungan seksual
Gejala – gejala tersebut biasanya
membuat rahim akan membesar, melebihi ukuran normal. Selain itu juga akan
membuat perut terasa kembung dan mual.
Penyebab Adenomisosis.
Adenomiosis menimbulkan rasa
sakit yang hebat dalam rahim. Rasa nyeri yang timbul biasanya datang pada saat
akan memasuki periode mesntruasi dan puncaknya dirasakan saat mengalami
menstruasi. Belum ada penelitian tentang penyebab pasti terjadinya adenomiosis.
Namun ada beberapa teori yang menyatakan adenomiosis disebabkan hal-hal berikut
:
- Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim (mesometrium). Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi caesar, sel endometrium menyusup ke dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang di sana.
- Adenomiosis terjadi karena kelebihan jumlah endometrium saat sebelum melahirkan. Jadi ini sudah terjadi sejak janin mulai tumbuh.
- Peradangan rahim akibat proses persalinan. Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses persalinan. Proses deklamasi endometrium pada periode paska persalinan bisa menyebabkan pecahnya / putusnya ikatan sel pada endometrium.
Dari teori di atas, kita bisa
menarik kesimpulan bahwa faktor risiko terkena adenomiosis adalah persalinan
baik caesar maupun normal.
Walaupun tidak berbahaya, nyeri
dan perdarahan berlebihan yang ditimbulkannya bisa mengganggu aktifitas sehari-hari.
Bahkan nyeri berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan psikologi pada penderita
seperti depresi, sensi, gelisah, marah dan rasa tidak berdaya. Dalam hal-hal
seperti ini perlu segera cari pertolongan dokter. Perdarahan yang banyak dalam
waktu yang lama akan menyebabkan anemia.
Diagnosis adenomiosis didasarkan
pada gejala dan tanda yang timbul, pemeriksaan panggul, penggunaan sonogram
untuk melihat lapisan rahim dan pemeriksaan penunjang seperti MRI (Magnetic
Resonance Imaging). Cara lain yang digunakan adalah dengan biopsi atau
mengambil sampel untuk diperiksa dengan mikroskop. Biopsi dianggap cara yang paling tepat
untuk mendiagnosis adenomiosis karena pemeriksaan mikroskopik akan menghasilkan
data yang lebih valid. Mendiagnosis secara pasti adanya adenomiosis sangatlah
penting karena ada beberapa kelainan lain yang mirip dengan adenomiosis seperti
mioma rahim, endometriosis dan polyp endometrium. Adanya tumor jinak juga
menyebabkan gejala yang sama seperti adeomiosis. Kadang juga dilakukan biopsi
(pengambilan sampel) endometrium guna menyingkirkan hal-hal serius sebagai
penyebab perdarahan seperti adanya keganasan (terutama jika usia sudah 40 tahun
ke atas).
Pengobatan
Adenomiosis biasanya sembuh dengan
sendirinya saat wanita memasuki masa menopause,
sehingga pilihan pengobatan tergantung masih lama tidaknya menopause.
Pilihan pengobatan :
1. Obat-obat anti peradangan (Anti Inflamasi). Jika
usia mendekati menopause, maka bisa saja pengobatannya berupa obat-obat anti
inflamasi yang disamping menghilangkan nyeri, juga memiliki efek
anti-perdarahan seperti asam mefenamat, ibuprofen, dll. Obat dimakan 2-3 hari
menjelang haid muncul dan dilanjutkan sampai haid selesai.
2. Pengobatan hormon. Bisa dengan memakai pil
kombinasi estrogen-progestin dapat mengurangi perdarahan dan nyeri yang timbul.
Dengan progestin saja seperti suntik 3 bulan atau IUS yang mengandung progestin
akan sering menyebabkan tidak datang haid (Amenorhea), sehingga otomatis tidak
akan ada nyeri dan darah.
3. Pengangkatan rahim (histerektomi). Jika nyerinya
luar biasa hebat dan perdarahannya banyak, serta usia menopause masih lama,
maka pengangkatan rahim adalah cara terakhir untuk mengatasinya. Pengangkatan rahim
tentu membuat wanita tidak bisa hamil lagi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar