Dear Kamu,
Apa kabar kamu sekarang? Tinggal
di mana?
Entah untuk keberapakalinya aku
selalu bertanya-tanya tentang kamu dalam malam-malamku. Apakah kamu masih ada
di dunia ini? Atau kamu sudah mendahului aku bertemu dengan-Nya? Aku tak pernah tahu. Beberapa kali aku
berusaha mencari keberadaanmu dari teman-temanmu, ataupun dunia maya. Nihil.
Tidak ada yang tahu keberadaanmu secara pasti.
Hey, Kamu…
Iya, Kamu…
Kamu yang pernah mengisi
hari-hari ku di masa yang lalu. Kamu yang pernah memberikan warna-warni yang
indah di kehidupanku yang lalu, meskipun kamu juga yang melukiskan warna kelabu
di salah satu bagian hidupku. Ah, bukan sepenuhnya salahmu, memang. Sebagian
kecilnya juga salahku, yang mudah tergoda dengan kilauan perhatian dari makhluk
sejenis kamu.
Masih tentang Kamu…
Hampir sepuluh tahun kita
berpisah. Tak ada kabar. Tak ada pula berita tentang kamu. Tapi, beberapa tahun
kebelakang ini aku hampir selalu mengingatmu. Seketika wajahmu kembali
terbayang dalam anganku. Rindu kah ini? Atau rasa bersalah kah yang
membuatmu selalu hadir dalam ingatanku? Entah. Aku tak pernah tahu.
Yang aku tahu, selalu ada rasa
sesak. Juga bulir-bulir hangat yang memaksa ingin keluar dari bendungan kelopak
mataku setiap teringat akan kamu. Ah, kan. Lagi-lagi aku tak sanggup menahan
bendungan itu setiap menuliskan tentang kamu. Selalu begini. Pernah aku menuliskan tentang
kita, tentang aku dan kamu dalam sebuah cerpen. Dan lagi-lagi bulir hangat itu
membasahi kedua pipi chubby ku.
Cengeng ya, aku.
Maaf. Sebenarnya hanya itu yang
ingin aku sampaikan jika bertemu denganmu nanti. Kata maaf yang belum sempat
terucap kala itu. Kata maaf yang, entah apakah bisa merubah warna kelabu
menjadi warna – warni yang cerah kembali. Tapi aku tahu pasti, kata maaf itu
tak akan bisa membuatmu kembali lagi. Kata maaf yang tidak bisa membuat waktu
berputar kembali ke masa silam.
Semua tentang Kamu… Kenangan akan
kamu yang masih melekat erat dalam ingatanku.
Terima kasih untuk masa lalu yang
indah bersamamu, dulu. Terima kasih sudah mengenalkan aku akan arti cinta dan kasih
sayang. Meskipun kamu bukan lah cinta pertamaku, tapi banyak kenangan indah
yang terukir dalam hatiku akan kamu.
Harapanku, jika kamu masih berada
dalam dunia yang sama denganku, kamu selalu dalam keadaan sehat tak kurang satu
apapun. Dan jika memang Tuhan mengabulkan doaku, kita pasti akan bertemu lagi. Mungkin
tidak sebagai pasangan, tapi sebagai sahabat. I wish.
Aku yang merindukanmu,
Rula-chan.
(begitu kamu sering memanggilku dulu)
words: 380
NB : Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar