Rabu, 21 Oktober 2015

Korea Indonesia Film Festival 2015 Hadirkan Satu Surprise Movie

Korea Indonesia Film Festival is Back!

Selasa, 20 oktober 2015 kemarin NontonJKT berkesempatan menghadiri press conference Korea Indonesia Film Festival (KIFF) 2015 di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Mr. Jeff Lim (CEO CGV Blitz), Mr. Seok Gi-Kim (KCC Director),  dan salah satu sutradara Indonesia, Ifa Isfansyah.

IMG_7874

KIFF yang sudah berjalan sejak tahun 2009 ini merupakan bagian dari Korea Festival yang diadakan oleh Korea Cultural Center (KCC) setiap tahun. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dua Negara melalui film, yaitu film Korea dan film Indonesia, yang dapat dinikmati baik oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat Korea yang ada di Indonesia. Film merupakan sebuah media kreatif yang paling lengkap dengan berbagai elemen audio, visual dan seni peran, yang mampu menjadi sebuah media paling efektif bagi proses edukasi serta pengenalan budaya dan teknologi dari kedua Negara.

Festival Film yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Korea ini merupakan KIFF ke-7 yang diadakan di Jakarta. “Ini kali ketiga KCC bekerjasama dengan CGV Blitz dalam menyelenggarakan KIFF 2015,” seperti yang dijelaskan oleh Mr. Seok Gi-Kim dalam press conference kemarin.

Acara yang akan dihelat pada hari Rabu, 28 Oktober 2015 nanti akan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, Mr. Choi Tai-Young di CGV Blitz Grand Indonesia, dengan film pembuka hasil karya sutradara Kwon Oh-Kwang “Collective Invention”, dan akan dihadiri oleh Park Bo Young, pemain utama dalam film tersebut yang sebelumnya sudah dikenal di Indonesia melalui film A Werewolf Boy.

Korea Indonesia Film Festival 2015 ini akan diselenggarakan mulai 28 Oktober hingga 1 November 2015 di enam lokasi CGV Blitz yaitu : Grand Indonesia, Pasific Place Jakarta, Teras Kota Tangerang, BEC Mall Bandung, Sahid J Walk Yogyakarta, dan Balikpapan Mall.
“Dari 21 Film yang dipersiapkan, ada tiga judul film yang belum pernah tayang di Indonesia seperti Collective Invention, Twenty dan Accidental Detective.” ujar Hariyani Suwirna, Film Programming Director yang juga hadir dalam press conference tersebut. Dijelaskannya lagi bahwa film-film yang terpilih dalam KIFF 2015 ini merupakan film-film yang sudah melanglang buana ke festival film internasional.

IMG_7882

Dian Sunardi, Chief of Marketing CGV Blitz menambahkan, “ada 16 film Korea dan 4 film Indonesia yang akan tayang di KIFF 2015. Total ada 20 film ditambah satu surprise movie yang judulnya akan dikasih tahu saat hari H”

“Tahun ini kami mendapatkan satu film yang belum rilis dimanapun tapi berkenan untuk diputar di KIFF ini. Film tersebut yang akan jadi surprise movie tahun ini.” Jawab Dian ketika ditanya perihal judul film yang masih dirahasiakan ini.

Berbeda dengan KIFF tahun lalu, untuk dapat menonton film-film di KIFF 2015 ini sobat nonton hanya perlu membeli tiket seharga Rp. 10.000/tiket di semua lokasi. Untuk film Into Thin Air dan Magic Flute sobat nonton bisa mendapatkannya secara GRATIS. Keuntungan dari penjualan tiket ini akan didonasikan untuk mengembangkan perfilman di Indonesia.

Tiket untuk semua film KIFF 2015 bisa didapatkan secara online melalui website CGV Blitz, apps CGV Blitz ataupun langsung di tiket box di lokasi CGV yang diinginkan mulai tanggal 23 Oktober 2015 nanti.

Informasi lengkap mengenai Korea Indonesia Film Festival bisa didapatkan melalui website CGV Blitz  atau melalui twitter di @FestFilmKorea @CGVblitz.

Sampai jumpa di acara Korea Indonesia Film Festival 2015! 

Note : Tulisan ini juga diposting di web NontonJKT

Senin, 05 Oktober 2015

SINOPSIS : MAY WHO?

May Who - blue resize

Genre : Remaja, Komedi
Sutradara : Chayanop Boonprakob
Pemain : Punpun-Sutatta Udomsilp, Bank-Thiti Mahayotaruk, Tor-Thanapob Leeratanakachorn,
Durasi : 120 menit
Tanggal Rilis : 7 Oktober 2015


SINOPSIS

Pong (Bank – Thiti) adalah siswa kutu buku di sekolah menengah yang termasuk dalam grup sekolah yang lebih dikenal sebagai ‘tidak terlihat.’ Dia suka membiarkan khayalannya menjadi liar, menggambar karikatur seorang gadis yang ia suka. Dia tidak memiliki keberanian untuk mengajak wanita tersebut karena dia termasuk ke dalam kelompok populer di sekolahnya. Ilustrasi karikatur yang Pong buat adalah alasan untuk mencari tahu teman sekolahnya yang bernama May. Sebuah nama panggilan yang umum untuk para gadis di Thailand yang membuat setiap orang akan bertanya ‘May siapa?’ (May Who?) ketika membicarakannya.

May-Who? (Punpun – Suttata) juga termasuk salah satu yang ‘tidak terlihat.’ May-Who dan Pong memiliki dilema yang sama. May-Who menyukai Fame (Tor – Thanapob), senior berwajah tampan yang merupakan presiden perwakilan siswa dan juga atlet bintang sekolah.

Dari luar, May-Who terlihat seperti remaja normal pada umumnya, kecuali kemampuan luar biasanya yang dapat menghantarkan listrik seperti kumparan Tesla. Ketika jantungnya berdetak lebih cepat dari 120 kali per menit tubuhnya akan mengeluarkan listrik yang luar biasa besar. Hal ini tentu saja membuat dia tidak dapat pernah mendekati Fame tanpa menyetrumnya.

Pong secara tidak sengaja mendengar tentang rahasia May-Who dan berjanji akan tetap merahasiakannya, sebagai gantinya mereka harus menolong satu sama lain untuk mendapatkan pujaan hati masing-masing.

Ironisnya, percintaan May-Who dan Pong itu justru menyebabkan timbulnya percikan api yang tiba-tiba muncul di antara keduanya ketika mereka mengatasi rintangan demi rintangan bersama-sama. (Udikers/Rula)

Note : Tulisan ini juga diposting di web NontonJKT

Minggu, 04 Oktober 2015

Film "May-Who?" Terinspirasi dari Masa Kecil Sang Sutradara

Rumah produksi asal Thailand, GTH kembali menghadirkan Film terbarunya yang diberi judul “May-Who?”. Film yang bercerita tentang siswa-siswi SMA yang ‘tidak terlihat’ tetapi mempunyai kemampuan yang tidak biasa. Film yang ditajuk bergenre komedi remaja ini di sutradarai oleh Chayanop Boonprakob.


Pria lulusan Fakultas Seni Komunikasi, jurusan Film dan Fotografi, Universitas Chulalongkorn  ini pernah bekerja sebagai Pramugara di Thai Airways selama 3 tahun. Kemudian ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mengikuti mimpinya untuk membuat film.
Ketika Chayanop masih menjadi mahasiswa Universitas, dia pernah menyutradarai beberapa film pendek dan salah satunya adalah SuckSeed, cerita tentang remaja yang membuat band musik Rock. Film pendek ini menarik perhatian Produser GTH, mr. Jira Maligool yang mengajak Chayano[ untuk menjadikan ‘SuckSeed’ film layar lebar.


Terinspirasi dari Buku Harian Masa Kecilnya 
Chayanop mendapatkan ide membuat film May-Who ini dari kehidupan pribadinya. “Saya suka menulis di Buku Harian. Saya tidak hanya menulis dengan kata-kata, tapi saya juga menggambar ilustrasi kartun.”
Ini semua berawal ketika Chayanop di kelas 8. Dia menyukai seorang gadis dan memulai untuk menggambar ilustrasi kartun tentang gadis itu. “Meskipun dia selalu berjalan melewati saya, imajinasi liar saya akan menggambarkan dia kemudian berbalik dan tersenyum kepada saya. Saya punya lebihd ari 10 buku harian yang penuh dengan cerit akartun. Pengalaman ini menjadi inspirasi saya untuk ‘Pong’, karakter utama dalam film ini.”
Pria yang lahir di tahun 1984 ini kemduian menceritakan idenya pada produser GTH yang juga mengembangkan ide pada karakter yang mereka beri nama ‘May’. “May, merupakan nama panggilan yang umum digunakan para perempuan di Thailand. Kami ingin May memiliki kekuatan listrik yang tidak biasa tapi menjadi biasa ketika orang lain menyebutkan namanya. Orang-orang akan bertanya, May-Siapa?” ujarnya.
“Kami melihat hubungan antara kedua karakter ini, Pong dan May, keduanya spesial dengan caranya sendiri tapi tidak puas dengan kehidupan mereka masing-masing. Kami menggabungkan dan mengembangkan kedua ide ini dan menjadikannya cerita ‘May-Who?’” tutur pria berkacamata ini.


Mengubah Gambar Menjadi Animasi
Menurut Chayanop, menjadi Pong, menggambar kartun untuk menunjukkan perasaan dan kisahnya, membutuhkan cara khusus agar penonton dapat melihatnya secara langsung, sebaliknya ceritanya sangat membosankan. Hal inilah yang membuat Chayanop dan GTH memutuskan untuk mengubah gambar menjadi animasi kartun. “Dengan cara ini penonton dapat menikmati dengan baik bagaimana liar dan menyenangkannya imajinasi Pong sebenarnya.”


Pesan Sutradara Untuk Penonton

“Setelah menonton film ini, saya ingin penonton agar memikirkan dan mengenali titik terkuat mereka. Meskipun kita hanya mempunyai satu hal yang baik, dan banyak hal buruk, kita tetap punya sesuatu yang baik tentang dirikita untuk dinilai. Film ini tidak hanya untuk remaja. Saya percaya penonton dari berbagai usia memiliki sesuatu untuk mengenang kembali masa lalu mereka. Setelah semuanya, masa SMA adalah masa di mana emosi seperti kebahagiaan, kesedihan, kesepian dan cinta diperbesar oleh hormon kita. Kemudian, puncak dari semua itu murni dengan kepekaan kita dan anda akan mendapatkan resep yang tidak terlupakan. Itulah sebabnya, berapapun usia anda, anda masih dapat mengingat cinta pertama anda.”


Note : Tulisan ini juga diposting di web NontonJKT
           Diterjemahkan dari PresKit Film May-Who?

Sabtu, 03 Oktober 2015

Indonesia di Tahun 2036 Dalam Film 3 (Alif, Lam, Mim)

Fight, never lose hope
“Rapatkan shaf”
“Akhirnya gue tahu alasan gue belajar bela diri.”

pic from here

Itu sekilas kalimat-kalimat yang paling gue inget dari film 3 (Alif, Lam, Mim) yang gue tonton (untuk kedua kalinya) semalam. Iya, ini kedua kalinya gue nonton film yang merupakan debut Arie K Untung sebagai produser. Pertama, saat Gala Premiere. Kedua, semalam bareng temen-temen dari @NontonJKT.

Waktu nonton yang pertama gue agak ketinggalan di scene awal, karena datengnya telat. Makanya gue penasaran sama scene awalnya. Dan ternyata, di awal filmnya juga udah keren. Terutama pas adegan silat antara Alif dan Lam. Film 3 ini memang lumayan banyak adegan silatnya. Koreografi silatnya sendiri dibantu oleh Kang Cecep A Rahmat, yang sebelumnya juga terlibat dalam film The Raid, dan juga tim Piranha. Hampir semua pemain dewasanya mendapatkan adegan silat di film ini, dan beberapa di antara mereka melakukannya sendiri, tanpa stunt man.

pic from here

Film yang bertema Sci-fi Dystopia ini bercerita tentang kondisi Jakarta, khususnya dan Indonesia pada umumnya pada tahun 2036. Setelah sebelumnya terjadi Revolusi di tahun 2015 sampai 2026, pada tahun 2036 Indonesia sudah aman dan menganut paham liberal. Namun ternyata masih ada saja teroris dan aksi bom bunuh diri di beberapa tempat.

Alif, yang diperankan oleh Cornelio Sunny, berkarakter lurus, seperti Api. Lam (Herlam), yang diperankan oleh Abimana Aryastsya, berkarakter fleksibel, seperti angin. Mim (Mimbo), yang diperankan oleh Agus Kuncoro, berkarakter tenang, seperti air. Mungkin karena itu juga Anggy Umbara memasukkan ketiga unsur ini dalam setiap adegan yang ada 3 sahabat ini.

pic from here


Tidak hanya adegan silat, film yang idenya didapatkan sutradara Comic 8 : Casino King ini dari mimpinya juga menghadirkan drama percintaan antara Alif dengan cinta masa lalunya. Pun dengan Herlam, yang diceritakan sudah berkeluarga dan memiliki anak lelaki bernama Gilang (Bima Azriel), yang harus memilih antara pekerjaan atau keluarga.

pic from here

Cara Anggy mengemas film berdurasi 125 menit ini terbilang apik, dan memang sudah menjadi ciri khas sutradara nyentrik ini dalam memilah-milah bagian dan alur ceritanya serta memberikan kejutan di akhir cerita yang sedikit menggantung. Membuat penonton bertanya-tanya, akankah film yang diproduksi oleh FAM Pictures dan MVP Pictures ini memiliki sekuel lanjutan? Well, kita lihat saja nanti.

Film ini sudah tayang di Bioskop seluruh Indonesia sejak 1 Oktober 2015 lalu. Trailer resmi Film 3 (Alif, Lam, Mim) bisa dilihat di sini. Trailer : Official Trailer Film 3 (Alif, lam, Mim)


Jumat, 02 Oktober 2015

Movie Review : 3 Dara


Sutradara : Ardy Octaviand
Penulis Skenario : Nataya Bagya
Pemian : Tora Sudiro, Adipati Dolken. Tanta Ginting, Rianti Catwright, Ayushita
Genre : Komedi, Drama
Durasi : 86 Menit
Rumah Produksi : MNC Pictures


SINOPSIS
Affandi, Jay dan Richard adalah tiga sahabat dengan latar belakang berbeda namun memiliki kesamaan : womanizer dan kurang menghargai perempuan walaupun ketiganya memiliki pasangan. Affandi (Tora Sudiro), sudah menikah selama 20 tahun dan memiliki seorang anak perempuan yang mandiri. Jay (Adipati Dolken), sudah bertunangan namun masih menunda pernikahannya. Richard (Tanta Ginting), lebih memilih long distance relationship.
Mereka adalah lelaki-lelaki sukses yang hanya selalu ingin menikmati hidup dan bersenang-senang tanpa pasangannya. Kehidupan mereka berubah saat bertemu Mel (Ayushita), seorang pelayan bar yang mengutuk kelakuan Affandi, Jay dan Richard. Berbagai keanehan dan kesialan menimpa mereka terutama yang berhubungan dengan pasangan masing-masing. Mereka terpaksa meminta bantuan Windy (Rianti Catwrigth), psikolog yang lihai menangani berbagai masalah kegalauan identitas.
Perjalanan Affandi, Jay dan Richard mencari jawaban membawa ketiganya pada kenyataan baru yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

REVIEW
Film yang berdurasi 86 menit ini mampu membuat penonton tertawa di hampir semua adegannya. Terutama ketika tiga pemeran utamanya, Tora Sudiro, Adipati Dolken dan Tanta Ginting mulai bersikap layaknya wanita. Apalagi ketika Adipati bersikap sensitif ibarat perempuan yang sedang PMS. Tidak bisa dipungkiri, ketiga pemeran utama ini begitu mendalami peran mereka.
Meskipun ada beberapa adegan yang kurang ‘greget’ dan terkesan dipaksakan, namun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi jalan ceritanya.
Genre drama komedi yang dipilih Ardy Octaviand, sang Sutradara, untuk film ini juga menyelipkan pesan moral untuk para penontonnya. Seperti untuk menghargai perempuan, dan tentang berkomitmen, juga pernikahan. Salah dua quote yang ada di film produksi MNC Pictures ini adalah “Kesempurnaan itu adalah teamwork, kerja keras dan respect” dan “Kan masalah perempuan enaknya ngobrol sama perempuan”.
Soundtrack film karya Ardy octaviand ini diisi oleh suara merdu Citra Scholastika yang diberi judul Turning Back To You.

Film ini sudah tayang sejak 23 September 2015.



Note : Tulisan ini juga di posting di web NontonJKT