Rabu, 06 Maret 2013

Namaku, Bimbi

Holaaa....

Let me introduce my self to you.. hehehe..

Aku Bimbi, sebuah boneka berwajah bulat, bermata bulat dan berwarna biru. Hidungku juga bulat seperti kelereng, tapi karena satu dan lain hal, aku harus kehilangan hidungku. Saat ini hanya terdapat bekas lem berbentuk bulat diatas bibirku yang terbuat dari seutas benang berwarna merah. Aku memiliki rambut berwarna coklat dengan pita bermotif abstrak. 

It's Me... Bimbi 

Dan sekarang, aku mau bercerita... 

Sekitar delapan belas tahun yang lalu aku bertemu dengan seorang ibu bertubuh gempal, kemudian beliau membeliku dan membawaku ikut serta ke rumahnya. Di rumahnya, aku langsung dikenalkan dengan seorang gadis kecil dengan pipi seperti bakpao dan alisnya yang lebat, anak pertama si Ibu. Gadis kecil itu langsung memelukku erat, rona bahagia terpancar dari wajahnya, senyum pun tak pernah lepas dari bibir mungilnya. Iya, Gadis kecil tersebut yang menamaiku Bimbi. Entah kenapa ia menamaiku Bimbi. Sampai akhirnya aku pernah mendengar sang Ibu menyanyikan sebuah lagu berjudul Bimbi, kalau tidak salah lagunya Titiek Puspa deh. Mungkin dari lagu itu ya, makanya aku di namai Bimbi :)

Bermain, bercanda, hingga menemani tidur. Hampir setiap hari kami menghabiskan waktu bersama, kecuali jam sekolah tentunya. Tapi ternyata, kebersamaan kami itu hanya berlangsung beberapa tahun saja. Gadis kecil itu bertumbuh menjadi remaja dengan berbagai aktivitas yang menyita waktu bermainnya denganku. Tidak, ia tidak sepenuhnya melupakan aku. Saat malam tiba, kami masih tidur bersama. Bahkan terkadang gadis kecil yang beranjak remaja itu menceritakan kegiatannya sehari-hari sebelum kami tidur. Yah, lebih seringnya ia tertidur sebelum ceritanya selesai. Mungkin karena terlalu letih. 

Pada suatu hari, sang ibu membawaku ke binatu untuk dibersihkan. Kira-kira hampir seminggu aku tidak bertemu dengan gadis berpipi bakpao itu, kemudian petugas dari binatu mengantarku kembali ke rumah gadis itu dalam keadaan bersih, wangi dan terbungkus plastik. Sempat aku bertanya-tanya, akan kah ia merindukanku? Setelah hampir seminggu kami tidak bersama. Dan ternyata, dia bahkan seperti tidak ingat pernah memiliki ku. Karena kemudian aku di letakkan di dalam lemari bersama boneka-boneka lainnya yang juga baru dibersihkan di binatu seperti aku. 

Seminggu, dua minggu... Tidak ada tanda-tanda ia merindukanku. Bulan berganti, tahun berganti dan aku pun terlupakan. Sang Ibu memindahkan aku ke lemari yang terletak di kamar lantai atas, plastik yang membungkusku pun sudah dipenuhi oleh debu, kotor dan semakin terlupakan.   

***

Entah sudah berapa lama aku berada di dalam plastik berdebu, di dalam lemari yang terletak di kamar di lantai atas ketika akhirnya ada seseorang yang mengangkatku dan memanggil namaku "Bimbi..."
"Pantesan nggak pernah keliatan, di umpetin di sini toh" ujar gadis itu sambil membuka bungkus plastik berdebu dan kemudian mengeluarkan aku dari dalam plastik tersebut. 

Gadis tersebut adalah gadis kecil yang memberiku nama Bimbi, gadis berpipi bakpao dengan alis tebal, yang kini sudah berubah menjadi lebih dewasa dan cantik. Lama tidak pernah melihat wajahnya membuatku pangling. Banyak yang berubah darinya. Hanya alis tebal dan pipi bakpaonya yang tidak berubah. 

"Ibu... Lihat yang Uyun temuin di atas" ujarnya sambil mengangkat aku, menunjukkan kepada Ibunya sambil tersenyum. Seakan ia baru saja menemukan harta karun. 

Setelah gadis itu menemukan aku kembali, aku merasakan bagai déjà vu. Mengalami kembali kejadian yang dahulu pernah aku alami. Gadis itu membawaku ke kamarnya, menemaninya tidur lagi, seperti dulu. Mendengarkan cerita-cerita tentang yang ia alami beberapa tahun belakangan. Tentang sekolahnya, kepindahannya ke rumah neneknya selama setahun, hingga kisah cintanya, ia ceritakan semua padaku. 

Hal tersebut terjadi setiap malam, berbagai cerita bergantian sebelum tidur. Terkadang ia selingi dengan mencium pipiku, juga memelukku erat. Bahkan pernah ia menganggap aku ini lelaki yang sedang ia rindukan, kemudian menciumiku dan memelukku erat. Iya, gadis kecilku sedang kasmaran. 

Pernah suatu hari, secara tiba-tiba ia memelukku erat, sangat erat. Namun, tak lama kemudian aku mendapati ia menangis selama memelukku. Ada yang menyakiti hatinya, kurasa. Iya, gadis kecil yang beranjak dewasa ini memang mudah menangis jika ada yang mengecewakannya, membuatnya marah, dan juga menyakiti hatinya. Ia tidak pernah marah-marah, atau pun berkata kasar dan memaki-maki orang yang di bencinya kepadaku. Ia lebih sering menangis, kemudian bercerita tentang kekesalannya ataupun kekecewaannya ketika tangisnya mereda. Itu lah dia. 

Dan beberapa malam ini, ia kembali memelukku dalam tidurnya. Mengucapkan "Selamat tidur, Bimbi" kemudian mencium kedua pipiku sebelum ia menutup matanya. Entah kenapa, aku merasakan ia sedang jatuh cinta pada seseorang. Tapi ia belum mau cerita padaku. Mulai introvert dia. 

Mungkin nanti, suatu hari, saat ia mulai terbuka lagi padaku dan menceritakan kejadian apa yang sedang ia alami saat ini, aku akan menceritakan pada kalian. Kita tunggu tanggal mainnya. Heheh... 

Baiklah, terima kasih untuk kalian yang sudah mau membaca ceritaku ini. 

Bimbi, Pamit....

6^_^9