Kamis, 31 Oktober 2013

Traffic Light Untuk Pejalan Kaki


Sore itu, saya dan beberapa teman sedang makan mie ayam di pinggir jalan, tepatnya di seberang halte TransJakarta (TJ) Monas. Kebetulan saya duduknya menghadap ke jalan raya. Jadi, sambil menunggu pesanan mie ayam bakso saya datang, mata saya memperhatikan aktivitas di depan saya. Pedagang yang berjualan, mobil yang lalulalang dan pejalan kaki yang menyebrang jalan.

Ini yang lucu tapi miris.

Di jalan raya yang mengapit halte TJ Monas itu, terdapat Traffic Light yang dapat digunakan untuk para pejalan kaki yang akan menyeberang. Dengan cara, menekan tombol yang terdapat di tiang Traffic Light tersebut, kemudian menunggu beberapa saat hingga lampu yang berlambang orang berjalan itu menyala berwarna hijau. Yang artinya kendaraan bermotor harus berhenti dan pejalan kaki bisa menyeberang jalan dengan segera.

taken from here


taken from here

Tapi yang saya lihat, mayoritas dari para pejalan kaki tersebut menyebrang seenaknya, tanpa terlebih dahulu memencet tombol yang terdapat di Traffic Light dan menunggu lampu bergambar manusia itu berwarna hijau. Untungnya kendaraan yang lalu lalang sore itu tidak terlalu banyak dan tidak terlalu ngebut. Tidak hanya itu, tertangkap pula oleh mata saya ada pengendara motor yang menyeberang di zebra cross untuk pejalan kaki tersebut. Dan lagi, ternyata tombol Traffic Light nya tidak berfungsi dengan  baik di beberapa Traffic Light.  Hanya di sisi sebrang (yang sejajar dengan halte Busway, dan yang sejajar dengan Museum Nasional) yang tombolnya berfungsi. Jadi, kalau mau menyebrang dari sisi satunya, harus berteriak atau memberi kode kepada pejalan kaki ataupun pedagang yang ada di seberang jalan. Itu pun kalau mereka sadar.

Karena pemandangan yang saya lihat tersebut, terjadi perbincangan antara saya dan teman saya tentang Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Pernah dengar tentang GDN ini? Yap, gerakan yang pernah dicanangkan oleh Bapak Soeharto, Presiden RI jaman Orde Baru. Apa kabar gerakan itu di jaman Reformasi? Masih adakah GDN yang berlaku di kalangan masyarakat Indonesia?
Pertanyaan retoris, kah itu? Entah.

Yang ada dipikiran saya saat ini hanyalah… Miris.. Miris melihat masyarakat yang kurang disiplin, terutama dalam berlalulintas. Jujur saja, ini juga termasuk saya dan mungkin keluarga juga teman-teman saya.

Kalau kita lihat pemerintahan sekarang, khususnya wilayah DKI Jakarta, sudah mulai membenahi diri dalam segala bidang. Terutama bidang transportasi. Mulai dari angkutan umum hingga sarana dan prasarana lainnya. Ya, meskipun masih banyak yang complain juga…

Misalnya saja, beberapa armada angkutan umum sudah mulai diperbaiki, diuji kelaikan jalannya. Bahkan sudah ada Kopaja AC dan bus APTB yang terintegrasi dengan TransJakarta, sehingga bisa melalui dan terhubung dengan jalur TransJakarta (Busway),  yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan juga kemudahan para pengguna transportasi umum. Ada juga CommuterLine (CL), transportasi massal yang paling banyak peminatnya karena lebih murah dan efisien, ini juga sudah mulai membenahi diri. Meskipun masih banyak juga yang complain tentang jumlah gerbong, karena masih harus berdesakan dengan penumpang lainnya –terutama di jam-jam berangkat dan pulang kerja, waktu kedatangan yang masih suka telat dan sering mengalami ganguan sinyal, juga di beberapa gerbong CL yang pendingin udara atau kipasnya tidak berfungsi sehingga udara dalam gerbongnya yang penuh dengan manusia yang berdesak-desakan itu jadi pengap dan panas. (Yang ini saya hapal banget, karena saya pengguna CL). Itu beberapa contohnya.  

Kembali ke sarana dan prasarana, Traffic Light untuk pejalan kaki, sarana ini sudah lama diadakan di beberapa ruas jalan, terutama jalan protokol dan yang tidak ada jembatan penyebrangan. Ya, salah satunya yang ada di depan Monumen Nasional itu. Namun, ternyata masyarakat pun kurang mengetahui kegunaan Traffic Light tersebut. Atau tahu, tapi pura-pura tidak tahu? ….

Entah..

Mungkin, memang harus ada sosialisasi untuk penggunaan sarana dan prasarana umum tersebut. Selain peningkatan kesadaran dalam diri manusia itu sendiri tentunya. Gerakan Disiplin Nasional. Disiplin dalam berlalu lintas, Disiplin dalam berkendara. Biar terciptanya aman, nyaman dan selamat bagi semua pengguna jalan…

taken from here


Itu aja


@rulachubby