Kamis, 29 Maret 2012

My Best Boy Friend


Anganku melayang jauh... Ke masa lalu...

Masih teringat jelas di benakku saat pertama kali melihatmu lagi setelah 12 tahun tak bertemu sejak lulus SD. Dan kini, kamu telah banyak berubah, kamu lebih atletis, sudah tidak gendut seperti dulu. Lebih tampan dengan brewok tipis yang menghias wajahmu, membuatku hampir tidak mengenalimu jika kamu tidak menegurku terlebih dahulu.
“Hai Nis, apa kabar?” sapamu saat itu.
Kala itu aku hanya bisa terdiam dan mencoba mengingat-ingat apakah kita pernah bertemu sebelumnya?? Dan aku masih belum bisa mengingat siapa kamu hingga kamu memperkenalkan diri lagi.
“Ini gue, Ridho, temen SD lo” ujar kamu saat itu.
“Ridho??” tanyaku. Kemudian aku mengamatimu dari ujung rambut hingga ujung kaki seakan tidak percaya bahwa makhluk asing di hadapanku ini adalah kamu..
“Iya, Ridho.. lupa ya?” tanyamu lagi.
Sorry.. Sorry.. lo beda banget sih… gue sampai nggak ngenalin..” ujarku masih memperhatikan kamu dengan seksama.. “Dulu kan lo gendut banget.” ujarku lagi.
“Hahah.. Iya.. Tapi itu kan dulu, Nis, waktu masih kecil…” ujarmu saat itu.

Dan setelah itu kita saling bertukar nomor telepon, saling berkirim SMS. Semakin sering lagi kita bertemu setelah menjadi panitia Reuni SD angkatan kita.
Hubungan kita semakin dekat, sikapmu pun berbeda, kamu selalu memberikan perhatian yang lebih. Hal ini membuatku bingung.

Hingga suatu hari, kamu mengirimkan SMS yang isinya.
 Gue mau jujur sama lo Nis, sebenernya gue udah suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu lagi. Dan gue mau lo jadi pacar gue,  tapi... gue juga nggak mau ngerusak persahabatan yang baru terbentuk lagi setelah sekian lama. Sorry ya Nis kalo gue bikin lo bingung

“Lo bener, Dho. SMS lo ini emang bikin gue bingung. Jujur gue juga suka sama lo, Dho. Dan gue sangat ingin lo jadi pacar gue” gumamku saat itu.

Namun aku hanya berani membalas SMS mu.
Iya, Dho, gue ngerti. Gue juga nggak mau merusak persahabatan yang baru terbentuk lagi. Kita sahabatan aja ya
Tapi, kalau nanti gue belok lagi ke lo Nis, masih boleh nggak?” balasmu saat itu.
Kalau gue belum punya pacar sih, nggak masalah ya, Dhobalasku.

Tak hanya Ridho, sebelumnya sudah ada yang bersikap seperti itu padaku.

Namanya Adam, teman satu angkatan di Universitas. Aku dan Adam beda fakultas, kami bertemu saat penerimaan mahasiswa baru. Walaupun baru kenal, kami cepat akrab. Sering mengobrol di kampus setelah jam kuliah. Adam paling sering curhat tentang pacarnya yang posesif, demikian aku yang cerita tentang kondisi keluargaku yang kurang harmonis. Aku senang bersahabat dengan Adam. Banyak kesamaan antara kami. Dan itu yang membuat kami selalu bersama. Bahkan sampai membuat pacarnya Adam cemburu padaku.

Aku juga ingat suatu hari..
“Nis, gue putus sama Icha” ujar Adam tiba-tiba.
“Kok bisa?” tanyaku.
“Capek di posesifin terus sama dia” jawab Adam santai.
“Ya, namanya juga cewek, Dam. Wajar lah” jawabku asal.
“Masa, gue nggak boleh pulang bareng sama lo lagi. Apa hak dia coba larang-larang gue pulang sama siapa?” Adam agak emosi. 

Aku hanya bisa tersenyum melihat reaksi Adam. Ya, Adam memang paling tidak suka di larang-larang.
Semenjak Adam putus dengan pacarnya, hubungan kami semakin dekat. Beberapa teman bahkan curiga kalau kami sebenarnya sudah pacaran. Aku dan Adam hanya tersenyum menanggapi ledekan teman-teman. Kadang malah Adam iseng mencandai teman-temannya.

Sampai akhirnya,
“Gue tadi baca SMS lo ke Jimmy” ujar Adam sore itu.
“SMS yang mana?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Sudahlah Nis, kenapa sih lo nggak pernah jujur sama gue?” ujar Adam lagi.
“Tentang??” tanyaku berkilah.
“Tentang perasaan lo” jawab Adam. “Gue tahu, sebenarnya lo suka kan sama gue?” tanya Adam dengan nada serius.
“Ya iyalah, Dam, gue suka sama lo, kalo nggak mana mungkin gue mau sahabatan sama lo.” Jawabku asal.
“Serius, Nis…” ujar Adam geram. “Lo bisa cerita sama Jimmy tentang perasaan lo ke gue. Tapi kenapa lo nggak bisa cerita sama gue??” lanjut Adam, kali ini sambil menatapku.
“Eehmm..”
“Jujur Nis, gue juga suka sama lo. Gue sayang sama lo.” Ucapan Adam mengejutkanku.
“Tapi, gue takut kehilangan lo, Nis.” Lanjut Adam lagi.
“Itu juga yang gue rasain, Dam. Masalahnya gue pernah kehilangan sahabat terbaik gue, hanya karena gue jujur sama dia kalau gue suka sama dia. Dan gue nggak mau ngalamin itu lagi, Dam. Gue lebih baik kehilangan pacar daripada kehilangan sahabat.” ujarku dengan mata berlinang.
“Ya sudah, kita sahabatan saja, yaa” ujarmu dengan nada yang dibuat ceria.
“Suatu hari, kalau gue udah kerja dan punya uang. Gue akan datang untuk ngelamar lo.” Ujar Adam sambil tersenyum.  

Aku juga jadi senyum-senyum sendiri mengingat dua kejadian itu. Dua orang pria yang aku sayang, tapi tak bisa aku miliki.

Hahhh.. bagaimana kabar kalian sekarang my best boy friend??



Jumat, 16 Maret 2012

The Different Salsabeela

“Abeel.. bangun beel… shalat subuh dulu” suara Bunda teriak dari balik pintu kamarku.
“Whoa… masih ngantuk Bunda” balasku dari balik selimut.
“Habis shalat tidur lagi.. yang penting shalat dulu..” lanjut Bunda sambil menggedor-gedor pintu kamarku.
Dengan mata masih terpejam, akhirnya ku paksakan keluar dari hangatnya balutan selimut dan kemudian bangun dari tempat tidur menuju pintu kamarku yang masih di gedor-gedor oanri tempat tidur dan keluarleh Bunda. Ya, Bunda tidak akan berhenti menggedor-gedor pintu kamarku sampi aku benar-benar bangun dan membuka pintu kamar.
“Abeel masih ngantuk Bunda..” ujarku setelah membuka pintu kamar dan mendapati Bunda masih berdiri disana.
“Memangnya kamu tidur jam berapammendapati Bunda masih berdiri disana semalam?” tanya Bunda
“Heheh.. nggak inget Bund” jawabku sambil tersenyum
“Ya sudah, sana cepet cuci muka terus langsung ambil wudhu. Nanti Subuhnya habis lagi” ujar Bunda sambil mendorongku menuju ke kamar mandi.
Begitulah kegiatan setiap pagi hari di rumahku. Bunda dan Ayah selalu mengingatkan kami anak-anaknya untuk tetap menjalankan shalat 5 waktu. Tak hanya itu, sejak kecil Aku dan kedua adikku sudah dikenalkan dengan pendidikan Agama. Masuk Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar yang berbau Islami kemudian belajar mengaji di TPA (Taman Pendidikan Al – Quraniah) dekat rumah. Bahkan Bunda pernah berniat memasukkan kami ke Pondok Pesantren terkenal di Pulau Jawa, tapi kami menolaknya dengan alasan tidak mau jauh-jauh dari Bunda.
“Abeel….” Teriak Bunda menyadarkanku.
“Iya Bund, sebentar” ujarku dari dalam kamar mandi
“Kamu ini anak laki-laki atau perempuan sih?” Tanya Bunda ketika aku sudah berada dihadapannya. “Kamar kok kaya kapal pecah begini” lanjut Bunda lagi sambil geleng-geleng kepala melihat kondisi kamarku yang memang berantakan.
“Heheh..” aku hanya bisa tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal ini.
“Ya sudah kamu shalat dulu, habis shalat beresin kamarnya yah, jangan langsung tidur” ujar Bunda yang kemudian meninggalkanku sendirian di kamarku.
***

“Nah gitu dong Beel. Kalau kamarnya rapih kan enak dilihatnya.” Ujar Bunda sambil melihat-lihat ke sekeliling kamarku. Sehabis shalat subuh tadi aku memang mengikuti saran Bunda untuk merapihkan kamarku.
“Kan tadi Bunda yang nyuruh Abeel ngerapihin kamar.” Ujarku sambil cemberut.
“Eh, anak gadis kok pagi-pagi cemberut gitu sih. Bunda kan nyuruh untuk kebaikan kamu juga Beel” Ujar Bunda kemudian duduk di sampingku.
“Lagian Bunda heran deh sama kamu Beel, kelakuan kamu tuh hampir mirip laki-laki. Sukanya pakai kaos dan celana pendek, Bunda nggak pernah lihat kamu pake rok selain seragam sekolah kamu dulu itu.”
“Pakai rok itu ribet Bund.. enakan pakai celana, apalagi celana pendek adem” ujarku santai
“Bunda sih lebih senang kalau kamu berpakaian yang menutupi aurat” ujar Bunda lirih
“Maksud Bunda seperti uni Kiki??” tanyaku sambil menyebutkan nama kakak sepupuku yang kini berhijab.
“Iya, seperti Uni kamu itu. Seperti Bunda juga”
“Aduh Bunda, melihatnya saja Abeel sudah gerah Bund.” Ujarku sambil menggerakkan tanganku seperti sedang mengipas wajahku.
“Itu karena kamu belum mencoba, awalnya mungkin memang gerah, panas. Tapi, lama-lama malah jadi adem loh Beel.” Ujar Bunda
“Dan lagi, wanita itu akan terlihat lebih cantik setelah menutup auratnya Beel.” Lanjut Bunda kemudian
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya kami membahas mengenai “menutup Aurat”. Sudah sering Bunda memintaku untuk menutup auratku ini, tapi aku selalu mengelak dengan berbagai macam alasan. Namun, Bunda juga tak pernah lelah untuk mengingatkan ku akan hal ini.
***

Esoknya..
“Tuh kan anak Bunda Cantik kalau pake hijab” ujar Bunda tiba-tiba mengagetkanku yang sedang mematut diri di cermin.
“Bunda ngagetin saja nih” ujarku pura-pura cemberut.
“Pintu kamar kamu nggak di kunci, ya Bunda masuk saja” ujar Bunda sambil terus memperhatikanku dengan balutan Pashmina di kepalaku.
Sepulang kuliah tadi aku memang langsung masuk kamar, mengeluarkan koleksi pashmina ku dan menggunakannya sebagai hijab untuk menutup rambutku.
“Abeel pantas nggak Bund kalau seperti ini” tanya ku pada Bunda
“Pantas, dan cantik” Bunda tersenyum puas melihatku yang sedang mencoba untuk menutup auratku.
“Tapi kan Abeel nggak punya koleksi baju-baju muslim. Kebanyakan baju lengan pendek, celana juga kebanyakan yang ketat dan pendek” Ujarku kemudian lemas.
“Kamu serius mau berhijab?” tanya Bunda serius.
“Abeel mau belajar menutup aurat Bund” jawabku.
“Kalau kamu serius mau berhijab, sekarang Bunda mau antar kamu mencari baju-baju untuk Muslimah seusia kamu. Dan kamu bisa pilih mana saja yang kamu suka” ujar Bunda menatap serius padaku.
“Beneran Bunda??” tanyaku seakan tak percaya dengan pendengaranku.
“Kamu mau nggak?” Tanya Bunda lagi
“Ya mau lah Bund.” Ujarku sambil memeluk Bunda erat. “haa.. Bunda baik bangettt.. Makasi ya Bund” ujarku kemudian mencium kedua pipi Bunda dan memeluknya lagi.
“Anggap saja ini hadiah dari Bunda karena akhirnya kamu mau belajar menutup aurat kamu itu.”

**end**

  
Tulisan ini dibuat untuk “Salsabeela’s Writing Competition” yang bertemakan #SalsabeelaPrologue. Terinspirasi setelah melihat-lihat koleksi Prologue Salsabeela Shop terutama yang Fantasy Flare Skirt  dan juga Basic Draft In White .  Honestly, I'm not Hijabers but I am a Muslimah. Dan tidak menutup kemungkinan setelah ini pun saya mulai berhijab.  :D Insyaallah 

              
       Before                                     After

Seru kali yaa kalau di makeover sama Salsabeela Shop & Moz5 Salon.. Dari foto yang sebelah kiri (before) berubah jadi foto yang sebelah kanan (after). heheh *khayalan tingkat dewa* 

(^,^)v

@rulachubby

Minggu, 11 Maret 2012

Rinai Hujan

Dalam rinai hujan.. 
Terkenangku akan dirimu..

Dalam rinai hujan..
Terbayangku akan senyum manismu..

Dalam rinai hujan..
Terbersitku akan rindu ku padamu..

Rinai hujan membawaku kembali pada kenangan kita…
Saat kita bermain hujan sepulang sekolah dulu..
Ketika kau tersenyum melihatku menari dalam hujan..

Yaa.. rinai hujan membuatku rindu akan masa itu..
Rindu akan masa lalu… Bersamamu…

Akankah kau merasa yang sama disana??

Karena Satu Hal…



Happy birthday, sayang…” ujar Bunda sambil mengecup pipi kanan, kiri juga keningku..
“Makasii, Bunda..” pelukku.
“Anak Bunda sudah besar yaa.. Sudah dua pulu lima tahun, sekarang” ujar Bunda sambil membelai rambutku yang acak-acakan baru bangun tidur.
“Semoga sehat terus, sukses karirnya dan cepet dapet jodoh. Bunda udah nggak sabar nih mau gendong cucu dari kamu” ujar Bunda sambil menatapku kemudian tersenyum. Dan aku hanya meng-Amini ucapan Bunda.

Ucapan Bunda di hari ulang tahunku beberapa hari yang lalu masih terus terngiang di telingaku. Seakan menjadi cambuk bagiku. Bagaimana tidak? Diusiaku yang sudah seperempat abad ini, aku masih belum memiliki pasangan hidup. Sedangkan beberapa teman sebayaku sudah ada yang menggendong anak mereka, minimal mereka semua sudah memiliki pasangan hidup yang abadi. Kalau dipikir sih, wajar saja Bunda berharap seperti itu padaku, karena anak gadisnya sampai sekarang belum mengenalkan siapa calon pendampingnya kelak. Mungkin juga Bunda sudah bosan bertanya padaku tentang pasangan hidup yang selalu ku jawab dengan santainya “Tenang Bunda, nanti juga akan datang waktunya Tami kenalin ke Bunda

Teringat lagi olehku usia Bunda yang sudah setengah abad dan tidak bisa di bilang muda lagi. Semakin hari semakin ringkih dengan penyakitnya. Yaa, belakangan ini penyakit Bunda sering kumat.

Sebenarnya sih, sudah ada beberapa pria yang menyatakan cintanya padaku. Ada yang memang ku tolak terang-terangan, ada juga yang mundur secara halus setelah mengetahui syarat-syarat yang kuajukan untuk menjadi pasangan hidupku. Yaa, aku punya kriteria khusus untuk jadi pasanganku kelak. Beberapa dari mereka bilang kriteriaku berat dan ketinggian. Tapi itu memang ku sengaja. Karena satu hal…

“Hey Tam, bengong aja” seru Nia teman kantorku, yang hanya ku tanggapi dengan senyuman.
“Lagi ada masalah yaa??” tanya Nia agak menyelidik.
“Heh, nggak kok. Nggak papa” ujarku mencoba biasa.
“Yakin??” tanya Nia lagi seakan tak percaya dengan jawabanku barusan. Dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Ooh, gue tau.. pasti nyokap lagi yaa?? Masih nanyain terus emangnya nyokap lu??” tebak Nia yang memang sudah tahu masalahku ini.
“Yaah.. ketebak deh.. hehe” seruku pasrah.
“Kan dari dulu masalah lu itu doang Tam. Hehe ” Nia meledekku.
“Yaa nggak gitu juga kali Ni. Nyokap sih udah nggak sering-sering nanyain, cuma belakangan ini suka nyindir-nyindir gitu deh. Banding-bandingin gue sama anak temennya nyokap atau tetangga gue yang udah pada nikah. Apalagi nih, sebentar lagi kakak sepupu gue mau merit. Lengkaplah sudah…” lanjutku.
“Hmm.. kayaknya urgent banget nih masalah lu.“ ujar Nia belagak mikir. “Apa perlu gue bantuin cari cowok??” lanjut Nia menawarkan bantuan. Kemudian Nia bercerita tentang rencananya juga memperlihatkan beberapa foto teman-temannya yang ada di handphonenya.

“Haha.. boleh juga sih ide lu, tapi gue nggak janji ya, Ni” ujarku dengan nada bercanda.
“Yeeh, nih bocah yak. Jadi nggak niih dicariin??” ujar Nia, keluar deh logat aslinya.
“Hmm.. gue pikirin dulu deh yaa” ujarku, kemudian beranjak pergi dari hadapan Nia.

***

“Sejak pertama kita ketemu lagi, sebenernya gue udah suka sama lu Tam. Gue sayang sama lu, tapi gue juga ga mau ngancurin persahabatan yang baru kebentuk lagi. Sorry ya Tam, kita sahabatan aja. Gpp kan tam??”  

“Gue juga suka sama lu Dho, gue ngerti kok maksud lu. Gue juga ga mau kehilangan sahabat terbaik gue lagi”

“Hmm… tapi Tam seandainya nanti gue belok lagi ke lu, boleh ga?”

“Selama gue blom punya pacar siih gada yang larang yaa.. :D”

Sms dari Ridho juga balasanku untuknya masih tersimpan manis di file pesan dalam handphoneku. Beberapa kali kubuka dan kubaca lagi. Aah Ridho.. Teman masa kecilku, yang dipertemukan lagi beberapa tahun belakangan ini. Seseorang yang selama ini aku harapkan. Seseorang yang selalu aku tunggu kedatangannya. “Kamu sekarang dimana Dho?? Apa kamu tau aku masih mengharapkan kamu, Dho” bathinku. Kupeluk handphoneku yang kini di layarnya terpasang wajah Ridho. Wajah yang kerap kali hadir di mimpiku. Tanpa terasa airmata ini mengalir perlahan.. Membasuh hatiku yang hampa.. Hampa tanpa dirimu disisiku, Dho..
***

“Gimana, Tam??” ujar Nia kemudian. Sudah seminggu ini Nia berusaha mempertemukan aku dengan beberapa temannya.
“Apanya?” tanyaku datar.
“Temen-temen gue?” tanya Nia lagi.
“Ohh, baik-baik kok orangnya” jawabku, masih dengan nada datar.
“Terus?? Ada yang lu taksir nggak?” selidik Nia.
“Hmm.. Gimana ya Ni, blom ada yang sreg sama gue” ujarku sambil menatap Nia.
“Yahh.. Padahal udah semuanya tuh gue keluarin stok temen-temen cowok yang masih jomblo. Masa satu juga nggak ada yang nyangkut siih Tam?” lanjut Nia heran.
“Hehe.. Sorry yaa..” ujarku segan.
“Tapi gue makasiih bangeet sama lu Ni.. Makasii banget” lanjutku cepat-cepat karena melihat Nia cemberut mendengar ucapanku sebelumnya.
“Lu masih normal kan, Tam??” tangan Nia mencoba menyentuh dahiku untuk mengukur suhu tubuhku “Nggak panas kok.” Lanjut Nia lagi.
“Eeh eeh, apaa apaan niih?” tanyaku pura-pura marah.
“Haha.. Gue kira, lu les biola neek. Abis lu nggak mau sih sama lekong yang eike tawarin..” ujar Nia dengan gaya ngondeknya yang membuatku tertawa.
“Hahah.. Parah lu.. Masih normal kok gue.. Tenang ajaa” ujarku masih tertawa.
“Abisnya, lu gue kasih cowok banyak nggak ada yang dipilih satu juga.. Curiga kan, gue” ujar Nia setelah puas tertawa.
“Belom sreg aja, Ni..” ujarku sewajarnya.
“Emangnya yang lu bisa sregnya sama yang gimana sih, Tam??” tanya Nia.
“Yaah. Nggak tau juga sih.. Yang pasti bisa bikin gue nyaman, lah..” jawabku.
“Hmm.. Okelah. Urusan hati emang nggak bisa ditebak. Tapi, gue selalu berharap someday lu ketemu orang yang bisa bahagiain lu. Lu harus yakin itu Tam.” ujar Nia tulus.
“Owhh.. Thank you, dear…” ujarku kemudian memeluk Nia.

Nia benar, suatu hari pasti akan datang orang yang tepat. Orang yang memang berjodoh denganku..
“Allah udah nyiapin jodoh/pasangan yang terbaik dari yang paling baik untuk kita. Tinggal kita aja yang sabar dan ikhtiar. Pasti akan datang saatnya kita ketemu dengan pilihan Allah itu” ujarku yakin.

Dan aku masih berharap kamu Dho, yaa aku harap kamu lah pilihan Allah untuk aku, Dho.

********************************************************************************* 

Tulisan ini ditulis untuk Project NBC Padang dan terpilih dalam buku 1 "Menunggu" 




 nb: tulisan ini inspired by Ridho (bukan nama sebenarnya), I'll wait you Dho... Aku masih menunggu kamu 'belok' lagi ke Aku... (^_^)

Terima Kasih Ibu

#DearMama

Dear Ibu,

Melalui surat ini, Uyun ingin berterima kasih untuk semua hal yang telah Ibu berikan pada Uyun dan kedua adik-adikku. Kasih sayang Ibu yang tiada henti selalu tercurah untuk kami, juga doa yang selalu Ibu panjatkan untuk anak dan suamimu di setiap shalatmu. Dan semua hal yang telah Ibu lakukan untuk kami.

Ibu,
Jujur Uyun sangat sedih begitu melihat kondisi kesehatan Ibu yang semakin menurun setiap harinya. Di usia Ibu yang sudah setengah abad ini membuat badan Ibu semakin ringkih, dan tidak bisa seperti dulu lagi. Ibu yang dulunya gagah, kini harus sering beristirahat di tempat tidur terutama jika habis bepergian.

Ibu,
Masih teringat jelas di benak Uyun, ketika dulu sewaktu Ibu masih bekerja keras membanting tulang demi membantu Bapak dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Betapa gigih dirimu memperjuangkan agar ketiga anakmu dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik, walaupun Bapak bersikap acuh tak acuh. Ibu tetap berusaha agar anak-anakmu tetap bisa melanjutkan sekolah.

Ibu,
Perhatianmu yang begitu mendalam pada kami anak-anakmu, waktu yang selalu Ibu berikan serta telinga yang selalu siap mendengarkan semua cerita, keluh-kesah kami anak-anakmu. Kata-kata bijak serta nasehat yang selalu Ibu ucapkan pada kami disaat kami gundah ataupun sedih akan selalu melekat erat dalam benakku juga kedua adikku.

Ibu,
Uyun tahu sebenarnya banyak hal yang membuat Ibu sedih, terluka, kesal bahkan marah pada kami anak-anakmu. Namun, Ibu tidak pernah menunjukkan semua hal itu pada kami. Ibu selalu tersenyum di depan kami, tak pernah sedikitmu Ibu menunjukkan kesedihan Ibu di hadapan kami anak-anakmu.

Ibu,
Mungkin anakmu ini tidak akan pernah mampu membalas semua jasa-jasamu selama ini. Mungkin anakmu ini tidak mampu memberikan perhatian yang lebih baik, seperti yang Ibu berikan pada kami selama ini. Tapi satu hal yang pasti, kami sangat sayang Ibu.

Ibu,
Mungkin kata maaf saja tidak akan pernah cukup untuk mengobati luka di hatimu, namun melalui surat ini Uyun ingin meminta maaf. Maaf jika selama ini Uyun juga adik-adik pernah melukai perasaan Ibu. Maaf jika Uyun pernah membuat Ibu sedih. Jujur Uyun tak pernah bermaksud melakukan semua itu. Maafin Uyun Bu.

Ibu,
Mungkin ucapan “TERIMA KASIH” saja tidak cukup untuk membayar semuanya. Namun, melalui surat ini Uyun juga ingin mengucapkan TERIMA KASIH untuk semua perhatian dan kasih sayang yang telah Ibu berikan pada kami. TERIMAKASIH untuk doa yang selalu Ibu panjatkan di setiap shalatmu. TERIMA KASIH telah mengenalkan kami pada banyak hal. TERIMA KASIH telah membimbing kami menjadi manusia yang bertanggung jawab. TERIMA KASIH telah memperjuangkan agar kami dapat merasakan berada di bangku Universitas. TERIMA KASIH untuk semuanya Bu. Tanpa Ibu, mungkin Uyun dan adik-adik tidak akan menjadi seperti saat ini.

Ibu,
Memang masih ada keinginan Ibu yang belum bisa terpenuhi karena keterbatasan anakmu ini. Tetapi, Uyun selalu berusaha memberi yang terbaik untuk Ibu. Uyun selalu berdoa agar Ibu selalu di beri kesehatan agar bisa melihat anak-anaknya sukses nanti.

Ibu,
Mungkin hadiah yang kami berikan di hari ulang tahun Ibu kemarin belum hanya sebuah hadiah kecil. Walaupun telat, tapi Uyun harap Ibu senang menerimanya dan akan selalu memakainya.

TERIMA KASIH untuk semuanya Bu, Uyun sayang Ibu


Peluk erat dari Anakmu


-Nurul-


Surat ini di ikut sertakan dalam Project #DearMama yang diadakan oleh #DearBooksProject dan terpilih dalam Buku jilid 1 yang sudah diterbitkan di @nulisbuku



Minggu, 04 Maret 2012

Sabtu Malam di Istora

03 Maret 2012
22:17

Sumpah yaa hari ini gw seneeeeengggg bangeeeettt… jadi sabtu malam terindah buat gw.. hehe.. gw cerita sedikit kronologinya yaa..

Jadi begini, tadi sepulang kerja gw nekat pergi ke Istora Senayan, ada acara Kompas Gramedia Fair. Pameran buku pastinya.. eeh, tapi sebenernya bukan Cuma itu alesan gw bela-belain ke Senayan dengan kondisi capek banget karena di RS tadi rame bangeet pasiennya.

Beberapa hari sebelumnya, gw liat di Twitter kalo akan ada Talkshow tentang Novel 5cm yang akan di jadiin film dan yang insyaallah Tayang tahun ini juga. Talkshownya juga sekalian ngenalin pemeran tokoh-tokoh utama yang ada di Novel 5cm itu.  

Berhubung tadi jam 2 juga udah pulang kerja, jadilah gw langsung menuju Kompas Gramedia Fair di Istora Senayan sendirian *ga biasa-biasanya gw pergi sendirian ke acara pameran*. Hal ini karena gw penasaran banget sama “5cm The Movie” ini.. yaa selain gw juga pengen banget liat para cast.nya dari deket.. hihih… gw sampe Senayan jam 15.30, sedangkan Talkshownya “5cm The Movie” tuh jam 18.30. okeey masih ada waktu 3 jam untuk keliling, liat-liat booth pameran, buku-buku yang di obral, sampe akhirnya gw mutusin untuk beli Buku yang lagi fenomenal juga, yang filmnya udah tayang 1 maret kemaren *you-know-lah-ya*.

Cape keliling, gw istirahat sebentar di salah satu sisi bangku tribun yang ada di dalam istora senayan. Pas pukul 17.15, ternyata ada Talkshow with Ayu Utami dengan bukunya yang berjudul “Cerita Cinta Enrico” jadilah gw pindah duduk ke depan panggung buat liat Talkshow itu dari dekat.

“Sekalian lah abis ini kan Talkshownya ‘5cm The Movie’ jadi ga usah berebut tempat lagi gw” suara hati gw yang berbicara *tsssaaah*

Talkshow with Ayu Utami selesai jam 18.30, lanjut games sebentar dari pihak Panitia penyelenggara yang bikin heboh. Oh iya, saat games ini penonton yang ada di depan panggung tuh langsung rame abiss.. bahkan ada yang rela duduk di bawah, lesehan depan panggung persis. Yang kemudian gw duga mereka yang lesehan itu adalah komunitas yang menamakan dirinya “Sahabat 5cm” *bener ga tuuh??*

Buat yang belom tau apa itu “5cm”, niih gw kasih tau.. “5cm” itu adalah novel yang di bikin sama Mas Donny Dhirgantoro. Novel Best Seller ini bercerita tentang 5 orang yang bersahabat dari SMA sampai setelah mereka menikah dan punya anak, anak-anak mereka pun bersahabat juga. Yang bikin novel ini menarik adalah cerita tentang persahabatannya Arial, Genta, Riani, Zafran dan Ian yang penuh konflik dan lika-liku kehidupan *tsaah bahasa gw dah*.. Gw sangat.. sangaat suka novel “5cm” ini. Ceritanya, tokoh-tokohnya, juga tempat-tempat yang di jadiin latar dari kisah ini, juga lagu-lagu yang di sertakan dalam cerita.

Percaya ga kalo gw tuh sampe berkali-kali baca “5cm” *ada lebih dari 5 kali gw baca ulang nih novel* dan gw ga pernah bosen dengan ceritanya. Ya, gw sampe apaaal banget kejadian-kejadian yang ada di dalam novel ini. Setiap gw baca lagi “5cm”,  gw sampe ngebayangin kira-kira siapa yaa yang cocok jadi Arial, jadi Genta, jadi Riani, jadi Zafran, jadi Ian, dan yang jadi Arinda *kembarannya Arial*. Ga Cuma itu, buku “5cm” juga gw sebarin ke sahabat-sahabat gw di kampus *waktu itu jamannya gw masih kuliah* buat baca. Jadilah buku “5cm" gw di gilir, dari satu orang ke orang yang lain dan mereka semua yang udah baca pasti selalu bilang “enak kali ya kalo persahabatan kita kaya yang ada di ‘5cm’ itu” atau “pengen deh ke Mahameru” dan masih banyak komen-komen “envy” temen-temen gw.

“5cm” ini sangat Inspired banget.. setelah baca buku ini, gw jadi semangat untuk lanjutin hobby gw yaitu menulis.. ada beberapa tulisan gw yang ‘setengah jadi’ semua. Bukan Cuma nulis, gw juga sampe nyari lagu-lagu yang ada di “5cm”, awalnya cuma pengen tau lagunya kaya gimana, ga taunya lagunya enak-enak semua. dan gara-gara “5cm” ini gw jadi suka banget sama Radiohead juga The Beatles. Playlist gw isinya yaa lagu-lagu yang ada di “5cm” *selain lagu-lagunya The Moffatts tentunya*.

Satu hal yang belom kesampean setelah baca “5cm” sampe sekarang adalah ke MAHAMERU… asliii masih penasaran gw dengan keindahan Ranu Kumbolo, Ranu Pane, Tanjakan Cinta, Kali Mati, juga Hutan gelap tempat Genta tersesat. Oiya, Prinsip “5cm” juga gw terapin loh dalam kehidupan gw sehari-hari. Perlahan tapi pasti, mimpi-mimpi gw satu per satu jadi nyata.

Okeee, back to the Talkshow “5cm The Movie”

Saat MC naek panggung *jujur sampe sekarang gw ga tau siapa nama MCnya itu* kemudian Mas Donny juga naek panggung. Basa-basi sebentar, kemudian memperkenalkan Mas Rizal Mantovani sebagai Sutradara, Herjunot Ali sebagai Zafran a.k.a Juple, Raline Shah sebagai Riani, Igor (Saykoji) sebagai Ian dan Ko Denny Summargo sebagai Arial semua penonton heboh termasuk gw. Karena selain ngeFans sama “5cm” dan pengarangnya, gw juga ngFans banget sama Junot dan Ko Denny. Makanya pas di account Twitternya mas Donny (@donny5cm) dan “5cm The Movie” (@5cmthemovie) di kasih tau cast.nya siapa aja, otak gw langsung mikir... Juple: cocok, sama-sama kurus, Ian: cocok bangett, Riani: cocok juga, Arial: cocok banget, atletis lah, Arinda (Pevita Pearce): cocok siih, tapi kan ga mirip sama pemeran Arial. Hehe.. that’s my opinion. Oiya, disini pemeran Genta belom ada, entah belom dapet atau masih tahap seleksi. Tapi, gw pribadi, beberapa kali mention ke Mas Donny ngasih usul kalo Vino G Bastian aja yang jadi Genta. Gw yakin cocok banget..

Setelah semua Cast. Naek ke atas panggung. Setelah penjelasan tentang project Film ini, ada sesi tanya jawab. Dan entah kenapa spontan tangan gw keatas seperti orang mau nanya. MCnya nunjuk ke arah gw, dan gw malah nengok ke belakang sangking bingungnya. Yes, gw bingung. Karena sebenernya gw ga tau mau nanya apa. Ada banyak siih pertanyaan yang jalan-jalan di kepala gw sebelumnya. Tapi, pas gw yang di tunjuk pertama itu, tiba-tiba aja ngeBlank semuanya. Dengan modal nekat sambil mikir mau nanya apa, gw beraniin diri lah berdiri dan nerima Mic yang di serahin sama Ko Denny dengan senyum termanisnya *sepertinya* yang berhasil buat gw melted dan ngeBlank lagi.

Untungnya audience yang pada berisik menyelamatkan gw, setidaknya dengan berisiknya mereka gw jadi punya kesempatan buat mikir. Walaupun akhirnya gw nanya dengan terbata-bata, dan pertanyaan gw juga standar banget kayanya. Bahkan sekarang gw ga inget pasti “tadi gw nanya apa sii?”. Hmm.. kalo ga salah gw nanya, “gimana caranya nyatuin cerita, yang setiap tokohnya punya konflik masing-masing dan membuat cerita itu jadi menarik sehingga jadi best seller.” Kurang lebih kya gtu kali yaa.. *aslii gw lupa, sangking groginya*. 

Tapi, gara-gara ini gw dapet Goodie bag 2 plus kaos “5cm”. ehem, tepatnya sih pas MCnya nanya “kamu mau hadiahnya berapa??” dan gw Cuma jawab “seikhlasnya yang ngasih aja” jadilah 2 goodie bag dari Indosat dan 1 kaos “5cm” berpindah ke tangan gw, yang gw yakin banget audience yang lain pada teriak karena Envy.. hihihi. Senangnyaaa… *senyam-senyum sendirian*

Eiya, gw terlalu kebawa euphoria audience yang laen, jadi ga terlalu merhatiin banget jawaban-jawaban dari pertanyaan yang di ajukan oleh penanya berikutnya. Gw terlalu heboh dengan teriakan “whuuuu…” atau “Jupleee” kadang “Ariaaal” dan banyak teriakan lain yang membuat gw seakan habis konser. Hihi..

Intinya siih, “5cm The Movie” ini, mas Donny juga terlibat dalam pembuatan skenarionya, memilih Cast.nya, dan semuanya. Dan syuting akan mulai di bulan Mei, cerita di Film nanti hampir sama persis dengan Novelnya. Bedanya mungkin hanya Arinda yang di dalam novelnya adalah saudara kembar Arial, tapi di Filmnya di ubah jadi Adeknya Arial *bukan kembarannya yaah*. Lokasi syuting nantinya akan  beneran ke Mahameru. So, “5cm The Movie” mungkin akan jadi film pertama yang syuting di Puncak tertinggi di P. Jawa itu. *iyaaa kan??*

Gw pribadi sangat yakin “5cm The Movie” akan se-sukses novelnya dan akan jadi Box Office di Indonesia. Amiiin.. Mudah-mudahan bisa ngikutin jejak “The Raid” yang sampe ke dunia Internasional. Gw percaya banget… secara yaa, sutradaranya Mas Rizal Mantovani gituu.. siapa siih yang ga kenal Sutradara yang ini?? Film-filmnya banyak yang sukses, contohnya Jalangkung. Makanya gw yakin banget “5cm The Movie” akan se-Fenomenal novelnya..

Gw ga sabar mau nonton “5cm The Movie”..

Hoiya gw inget tuh, jokesnya Junot yang nanya ke audience yang dateng “mang pada jomblo ya?? Gda yang malem mingguan?? Malem mingguan kok di book fair” yaa kurang lebih gitu deeh..

Yang juga gw inget banget kalo ga salah Igor Saykoji deh yang bilang “Semoga nanti pas nonton ‘5cm The Movie’ ga sendirian lagi yaa, tapi nontonnya sama pasangan masing-masing” yaa kurang lebih gitu deeh..
Hehhe…

Seandainya yaa, Mas Donny baca blog gw ini. Gw Cuma mau Doi tau kalo novelnya yang best seller itu telah menginspirasi banyak orang termasuk gw, untuk terus mengejar mimpi-mimpi gw, ga gampang down hanya karena hal sepele, juga mengajarkan gw arti dari persahabatan yang sebenarnya.

“Jujur Mas, saya selalu terharu hingga meneteskan air mata setiap baca ‘5cm’ walaupun itu untuk kesekian kalinya saya baca novel itu. Yang paling mengharukan adalah ketika Arial, Arinda, Riani, Zafran, Ian dan Genta berada di Mahameru, perjuangan mereka melewati bukit batu, saat mereka tiba di Puncaknya. Ikut upacara di Puncak Mahameru. Saya merasa, saya juga ada di cerita itu. Saya masuk dalam cerita itu. Mungkin imajinasi saya terlalu tinggi, tapi memang saya merasa ikut terbawa alur cerita. Hampir sama seperti saat saya membaca Harry Potter.”

Sukses untuk Mas Donny, dan semua yang terlibat dalam “5cm The Movie”. Semoga semuanya berjalan lancar, sehingga launchnya tepat waktu. Banyak yang mendoakan kesuksesan Film ini. Termasuk saya dan audience yang hadir saat Talkshow tadi.

Hoiyaa.. Semoga yang jadi Genta itu Vino G Bastian.. amiiinnnn...

Saya juga mau ke Mahameruuuuuuuuu. Suatu saat, saya yakin bahwa saya juga akan menginjakkan kaki saya di Puncak tertinggi di P. Jawa itu.. PASTI!!!

“Saya mau jadi manusia yang berguna bagi orang lain”

Terimakasih Mas Donny yang sudah membuat cerita yang Inspired. 
Terimakasih juga untuk Sabtu Malam di Istora…
kiri ke kanan: Donny Dhirgantoro, Herjunot Ali, Raline Shah, Rizal Mantovani, Igor Saykoji
(maaf Ko Denny Sumargo ga ke foto... maaf ya koo)



Yang menanti next Box Office Indonesia 
"5cmThe Movie"


(^,^)v
Nurul
@rulachubby

Jumat, 02 Maret 2012

Mr. Possesif


 “Lagi apa beb?? dimana?? sama siapa?? udah makan belom??”

Ini sudah sms ke-5 kalinya untuk hari ini dari Iyank
Iyank dan aku sudah lebih dari 6 bulan menjalin hubungan. Beberapa minggu ini sikap Iyank agak berubah. Iyank yang tadinya cuek, sekarang lebih perhatian, lebih protective dan agak possesif. Dan semakin lama aku merasa semakin terkekang, tidak nyaman.

“Aku ingin Iyank yang duluu” bathinku.

Lama tak kubalas sms Iyank.. Tiba-tiba HPku bergetar tertera di layar “Incoming Call Iyank” dengan agak malas aku angkat teleponnya.

“Iya Yank” sahutku.
“Masih sibuk beb? Udah lunch belom?” cerocos Iyank langsung.
“Belom, ini baru mau lunch” jawabku singkat.
“Nanti kamu pulang jam berapa? Aku jemput yaa pulangnya” ujar Iyank lagi.
“Aku lembur lagi malam ini. Kamu nggak usah jemput, aku pulang sendiri aja. Nggak papa kok” ujarku melarangnya.
“Kamu nanti lembur sampe jam brapa?” ujarnya tanpa memperdulikan penolakanku.
“Sampe jam 8delapan, Yank. Tapi aku pulang sendiri aja lahh.” tolakku lagi.
“Jam delapan, yaa. Oke entar aku jemput yaa, di tempat biasa” ujar Iyank tanpa memperdulikan penolakan ku.
“Tapi Yank..” ujar ku pasrah
“Aku nggak akan biarin kamu malem-malem pulang sendirian, jadi aku pasti akan tetep jemput kamu apapun alasan kamu beb” ujar Iyank, kali ini agak tegas.
“Ya sudahlah terserah kamu” ujarku kemudian menutup pembicaraan kami.

***

Tepat jam 8 malam, Iyank sudah tiba di kantorku dan kami langsung pulang menuju rumahku yang berada di perbatasan wilayah Depok dengan Jakarta Selatan. Mendekati rumahku, aku meminta Iyank untuk mampir sebentar di rumah makan langganan kami. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Iyank.
“Yank, bisa nggak kalau kita nggak ketemu dulu selama sebulan” ujarku to the point dan Iyank hanya menatapku bingung.
“Yaa, kita nggak ketemu dulu untuk sementara. Masing-masing introspeksi diri.” ujarku mencoba tegar, entah kenapa terasa berat saat mengambil keputusan ini.
“Kamu yakin??” Tanya Iyank seakan tak percaya dengan ucapanku. Dan aku hanya mengangguk tanpa suara.
“Baiklah kalau itu mau kamu, aku terima” aku melihat raut wajah Iyank yang berubah menjadi sedih dan tidak bersemangat.

***

“Lo masih sayang sama Iyank” kata-kata itu selalu terngiang di benakku. Kata-kata yang diucapkan Lina sahabatku dikantor setelah aku curhat tentang masalahku dengan Iyank

Yaa, aku memang masih sayang Iyank. Belum ada sebulan tapi aku sudah merasa sangat kehilangan Iyank, tapi aku tidak mau menghubungi Iyank lebih dulu. Kan kemarin aku yang minta break 1 bulan, sedangkan ini baru 3 minggu dan aku sudah kangen Iyank.. Iyank lagi apa yaa??” bathin ku berbicara.

“Kak, ada kiriman niih” ujar adikku sambil memberikan sebuah bingkisan dan seikat mawar putih kesukaanku, ketika aku keluar dari kamar.
“Dari siapa?” tanyaku sambil menghirup aroma bunga mawar putih kesukaanku.
“Nggak tau, udah ada di depan rumah tadi pagi” jawab Adikku yang langsung pergi meninggalkanku.
Kutaruh mawar putih tersebut dan langsung membuka bingkisan yang ternyata isinya sebuah Compact Disk dan sebuah notes dengan tulisan “putar aku” .

Entah siapa orang iseng yang mengirimkan ini semua. kunyalakan CD player di kamarku. Terdengar alunan gitar akustik yang memainkan sebuah lagu yang mampu membuatku meneteskan airmata, bukan karena lagunya, tapi, karena suara penyanyinya. Suara yang sudah sangat aku kenal, suara yang sangat aku rindukan selama ini, serta penghayatannya dalam menyanyikan lagu ini.

“….maafkan lah salahku, lupakanlah sikapku, luapkan kepadaku.. Takkan kubiarkan kau menangis.. takkan kubiarkan kau terkikis.. terluka perasaan oleh semua ucapanku.. … aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu… bila kau tak disampingku”

Langsung saja aku mengambil HPku dan mencari nama seorang Pria yang paling aku sayang.

“Haloo..” sahut suara di seberang. Dan aku masih terdiam tanpa suara.
“Ada apa beb??” ujar Iyank lagi
“Maafin aku, Yank..” ujarku terisak, “maafin akuu..”
“Kamu nggak salah kok beb, harusnya aku yang minta maaf sama kamu” ujar suara disebelah. “aku udah buat kamu nggak nyaman sama sikap aku yang over protective dan cenderung possesif itu” lanjut Iyank lagi.
“Salah aku juga, Yank. Waktu itu aku belum bisa terima kamu apa adanya..” jawabku masih terisak.
“Yaudah. Lupain aja yaa, sekarang kamu jangan nangis lagi beb. Ntar nggak cantik, ahh” canda Iyank
“Ngg.. Aku nggak nangis kok” ujarku berbohong.
“Udahlah kamu nggak usah bohong. Itu matanya sampe merah kenapa?? Keliatan loh dari sini” ujarnya lagi yang membuatku refleks melihat kearah jendela kamarku yang memang terbuka sejak tadi.
Dan, aku melihat Iyank ada di depan teras rumahku. Langsung aku keluar kamar menghampiri Iyank dan langsung memeluknya.
Breaknya jangan kelamaan dong beb, aku nggak bisa nihh sehari aja nggak denger suara kamu” goda Iyank sambil tersenyum padaku.
Dan aku hanya tersenyum kemudian memeluk Iyank dengan erat sambil berbisik. “Aku juga nggak bisa tanpa kamu disamping aku”


Tulisan ini diikutsertakan dalam projectnya NBC Jogja #HarmoniRasa yang menggunakan lagu "Bila Kau Tak Disampingku" sebagai Tema. Tulisan ini terpilih loh.. dan akan segera di terbitkan di kumcernya #HarmoniRasa ... yeaaay... 
Terimakasih NBC Jogjaaaa...

\m/ (^,^) \m/

Terang Purnama

Saat gelap datang, terangpun pergi..
mengintai setiap sunyi yang tak bertepi.!!
Berlari, duduk dan menepi..
Seraya berharap terang kan datang lagi..

Andai terang tak lagi datang menemaniku..
Semoga gelap mampu menghangatkanku..

Kurelakan malam menemaniku.
Jika gelapnya mampu mendewasakanku..

Tapi ku merindukan cahaya terang..
Cahaya yang menuntunku pada mu..

Semoga cahaya itu datang dalam terang..

Dan membawaku padamu??

Biar terang yang menjawab dengan Purnamanya..

Semoga purnama tidak di selimuti awan hitam malam ini..
Karena, mungkin hanya purnama yang mampu menerangi hatiku..

Belajarlah dari purnama..
Semu yang mencuri cahaya di balik gelap.. Walau sementara, tapi Indah..
Seperti hidup yang tak perlu lama..
Sebentar, tapi bisa membuat orang lain tersenyum di samping kita..

Aah, betapa Indahnya jika melihat orang lain tersenyum bahagia..
Seindah Purnama yang bertabur bintang..

postingan ini hasil dari mengkomentari update status FBnya Hari Prasetyo a.k.a Obe semalam. yang di posting disini hanya komen antara aku dan Obe.. 

Hari Prasetyo atau yang lebih akrab di panggil Obe ini adalah temen kampus beda fakultas satu angkatan yang udah lama ga ketemu. heheh.. seringnya bbm-an atau komen-komenan di status FB. yaa seperti semalam ituu.. 

piss..

(^,^)v
@rulachubby

nb: Original posting/komennya bisa diliat di sini